jpnn.com - JAKARTA - Beragam reaksi terus bermuculan pasca-penolakan terhadap Duta Besar Indonesia untuk Brasil, Toto Riyanto oleh Dilma Rousseff, presiden di Negeri Samba itu. Sikap Dilma yang tak mau menerima surat kepercayaan atau (credential letter) yang dibawa Toto dianggap telah mempermalukan Indonesia.
Kini, di dalam negeri wacana agar Indonesia memutuskan kerjasama di bidang pertahanan dengan Brasil pun semakin mencuat. Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya menyarankan pemerintah segera menghentikan pembelian alutsista berupa pesawat maupun persenjataan dari Brasil.
BACA JUGA: Romi Ancam Kader PPP Pembelot ke Kubu Djan Faridz
Menurut Tantowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla maupun Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun sudah menunjukkan sinyal setuju atas wacana agar Indonesia mengakhiri kerjasama bidang pertahanan dengan Brasil.
"Ya bisa, bisa banget. Apalagi JK juga sudah setuju dengan semangat itu. Pada saat kami raker dengan menhan (menteri pertahanan, red) dan Panglima (TNI), saya bilang kalau Brasil masih begitu, sebaiknya kita evaluasi (kerjasama pertahanan). Dan panglima setuju," kata Tantowi di gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/2).
BACA JUGA: Anak Buah SBY di DPR Tak Mau Kecam Brazil
Tantowi mengakui, banyak negara menggantungkan alutsista kepada produk Brasil yang industrinya memang maju. Namun, politikus Golkar ini menekankan bahwa Indonesia punya UU Pertahanan, sehingga bebas dalam memilih alutsista.
"Kita kan strategis, kita bebas, tidak bergantung pada suatu negara dan mereka (Brasil) tentu melihat itu. Karena kita punya UU pertahanan. (Pengganti Brasil) ada pecahan Uni Soviet. Ukraine, Belarus, Rusia, Poland, Tiongkok," jelasnya.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Wow...Anak Buah Paloh Siap Lawan Adik Ipar Ratu Atut
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dradjad Ajak Kader Bandingkan Suara PAN dari Pemilu ke Pemilu
Redaktur : Tim Redaksi