jpnn.com, JAKARTA - Terdakwa kasus terorisme, Aman Abdurrahman bikin kejutan. Pemimpin ideologis Jamaah Ansharut Daulah tersebut mengutuk aksi bom teror di Surabaya yang dilakukan Dita dan keluarganya.
Aman juga menyebut aksi bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda yang menewaskan balita dilarang dalam Islam.
BACA JUGA: Hei! Itu Tas Saya, Bukan Bom
Dalam pleidoinya, Aman menuturkan aksi bom di Surabaya yang menggunakan anak-anak untuk melakukan serangan bom tidak mungkin muncul dari orang yang memiliki akal yang sehat. ”Perbuatan itu keluar dari manhajnya (jalan yang benar dan terang),” kata Aman, Jumat (25/5).
Bahkan, Aman lebih mempertegas bahwa aksi bom di Surabaya merupakan perbuatan orang yang sakit jiwa dan putus asa dalam berjihad. ”Bom di Surabaya itu tidak akan muncul dari orang yang memahami ajaran Islam,” terangnya dalam persidangan.
BACA JUGA: Detik-detik Menegangkan di Ruang Sidang Aman Abdurrahman
Sama halnya bom di Surabaya, bom molotov di Samarinda yang menewaskan seorang balita juga dikecam oleh Aman. Menurutnya, terkait serangan bom ke umat Nasrani di Samarinda, Rosulullah mengajarkan kepada umat Islam bahwa umat Nasrani tidak boleh diganggu baik jiwa dan hartanya. ”Kecuali yang memerangi umat Islam,” tuturnya.
Apalagi, serangan bom itu menyerang anak-anak, perbuatan itu dalam Islam merupakan haram. Islam juga mengharamkan menyerang menggunakan api. ”Hanya orang bodoh yang melakukan hal semacam itu,” paparnya. (idr)
BACA JUGA: Jaksa Agung: Ajaran Aman Itu Nyuruh Orang buat Mati Syahid
BACA ARTIKEL LAINNYA... Baca Pleidoi, Aman Abdurrahman Tantang Hakim Bersengketa
Redaktur & Reporter : Adek