jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Muradi memprediksi poros ketiga sulit muncul di Pilpres 2019 mendatang. Pasalnya, dua dari tiga partai politik yang saat ini belum menyatakan dukungan ke Joko Widodo maupun Prabowo Subianto, memperlihatkan kemungkinan bakal merapat ke Jokowi.
"Sekarang ini kan ada tiga parpol yang belum menyatakan dukungan. Yaitu Partai Demokrat, PKB dan PAN. Nah, katakanlah Demorkat akhirnya tidak masuk (mendukung poros ketiga,red), maka poros ketiga tak akan terbentuk," ujar Muradi kepada JPNN, Senin (19/3).
BACA JUGA: Ibas: Peran Perempuan dalam Pembangunan Makin Nyata
Menurut Muradi, tiga parpol harus benar-benar solid jika ingin membentuk poros ketiga. Karena jika mengandalkan suara dua parpol saja tidak cukup memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
Dalam Undang-Undang Nomor 7/2017 tentang Pemilu diatur ambang batas pencalonan presiden 20 persen kursi DPR atau 25 persen perolehan suara hasil Pemilu 2014 lalu.
BACA JUGA: Cuti Presiden di Pilpres Memperhatikan Tugas Negara
"Tiga partai ini syaratnya harus saling membutuhkan satu sama lain untuk dapat mengusung pasangan calon presiden," ucapnya.
Pengajar di Universitas Padjadjaran ini juga melihat kecenderungan PKB dan Demokrat bakal merapat ke Jokowi.
BACA JUGA: Jokowi Bakal Kalah Jika Berpasangan dengan Figur Ini
Demokrat kemungkinan merapat ke Jokowi demi ambisi mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2024 mendatang.
Sementara PKB, Muradi memprediksi sulit berpisah dari Jokowi mengingat adanya ikatan yang terbangun sejak Pemilu 2004 lalu antara PDI Perjuangan dengan Nahdlatul Ulama (NU).
"Jadi ada romantisme sejak Pemilu 2004 lalu. Ketika itu pasangan capres-cawapres yang diusung PDIP Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi. Ini ikatan antara nasionalis-religius. Saya kira ini menjadi poin penting," pungkas Muradi. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Tak Mungkin SBY Dorong AHY Maju di Pilpres 2019
Redaktur & Reporter : Ken Girsang