Ambon Manise, Saksi Toleransi Agama di Indonesia

Jumat, 26 Oktober 2018 – 21:31 WIB
Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua di Ambon. Foto: Natalia/JPNN

jpnn.com, AMBON - Berpuluh-puluh tahun lalu, Kota Ambon pernah menyimpan kisah kelam kerusuhan dengan isu agama yang sangat sensitif.

Tapi itu adalah cerita masa lalu. Kini kota yang dikelilingi perbukitan dan teluk itu, adalah tempat yang penuh kedamaian dan dihiasi toleransi antarumat beragama. Tak terbatas jarak, suku dan agama.

BACA JUGA: Maluku Expo, Persatukan Keragaman Budaya dari 34 Provinsi

Hal itu juga yang ingin ditunjukkan Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua pada semua masyarakat Indonesia lewat perhelatan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I umat Katolik yang digelar di kotanya pekan ini.

"Selamat datang di Maluku, Ambon semua kontingen Pesparani dari seluruh Indonesia. Semoga suasana di sini tingkatkan persaudaraan kita semua. Kita berbeda kota tapi satu jiwa, satu Indonesia," tutur Zeth saat membuka Maluku Expo hari ini yang merupakan bagian dari rangkaian Pesparani I.

BACA JUGA: MUI Minta Jokowi Saksikan Kerukunan Agama Lewat Pesparani

Menurut Zeth ini bukan pertama kalinya digelar acara keagamaan nasional di Kota Ambon. Kali ini digelar untuk agama Katolik. Tapi sebelumnya acara keagamaan akbar dari umat Islam dan Protestan 

Sebelumnya di Ambon juga diselenggarakan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ ) pada 2012 dan Pesta Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI) di 2015 lalu.

BACA JUGA: 8.000 Umat Katolik Tunggu Pak Jokowi di Kota Ambon

MTQ Nasional adalah festival umat Islam di Indonesia yang diadakan sejak 1968 silam. Sementara PESPARAWI Nasional merupakan peristiwa keagamaan umat Protestan yang diadakan sejak 1983. 

Saat itu semua warga Ambon tanpa memandang suku dan agamanya bersama-sama menyukseskan dua kegiatan keagamaan tersebut.

Zeth mengharapkan hal yang sama juga akan terjadi selama penyelenggaraan Pesparani umat Katolik yang baru digelar perdana tahun ini secara nasional. Dengan penyelenggaraan tiga acara nasional keagamaan besar ini, dia memastikan Ambon, Maluku sebagai sebuah laboratorium kerukunan umat beragama.

"Kami ingin jadikan Kota Ambon laboratorium kerukunan umat beragama di Indonesia dan di dunia. Ini contohnya, sudah ada MTQ, Pesparawi dan sekarang Pesparani. Di sini rukun, aman damai. Ini gambaran Maluku yang sesungguhnya," sambung Zeth.

Sebagaimana diketahui, gereja Katolik menyelenggarakan Pesparani I untuk kali pertama. Pelaksanaan Pesparani berbeda formatnya dengan MTQ ataupun Pesparawi yang sepenuhnya digerakkan oleh Ditjen Bimas Islam dan Ditjen Bimas Kristen.

Pesparani diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan dan Pengembangan PESPARANI Katolik Nasional (LP3KN) bekerjasama dengan panitia lokal di Maluku.

Lembaga ini mengundang sekitar 8.000 peserta paduan suara dari 34 provinsi untuk berkompetisi dalam berbagai kegiatan termasuk lomba paduan suara. Pesparani akan dibuka secara resmi pada 27 Oktober 2018 di Lapangan Merdeka, Kota Ambon. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perhelatan Pesparani, Hotel di Seluruh Kota Ambon Penuh


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler