jpnn.com - KUAT dugaan pesawat Malaysia Airlines MH17 menjadi korban salah tembak. Hal ini diperkuat dengan postingan kelompok pro-Rusia yang sempat mengklaim telah menembak jatuh sebuah pesawat, di lokasi yang hampir sama dengan lokasi jatuhnya MH17. Namun postingan tersebut sudah dihapus.
Diyakini kelompok separatis mengira pesawat itu adalah pesawat militer. Sedikitnya 298 penumpang dan kru pesawat dipastikan tewas.
BACA JUGA: Keluarga Ketua DPP PAN Ikut Jadi Korban MH17
Jatuhnya pesawat penerbangan sipil akibat misil, bukanlah yang pertama kali terjadi. Salah perkiraan yang disebabkan tekanan dampak perang di wilayah berkonflik, telah menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.
Peristiwa paling memilukan dan masih mempengaruhi hubungan Iran-Amerika, adalah ketika militer Amerika menembak jatuh pesawat Iran Air penerbangan 655 (IR 655) tujuan Tehran-Dubai, pada tahun 1988.
BACA JUGA: Nama Korban Insiden MH17 dari Indonesia
Militer AS mengira Airbus A300B-203 itu adalah pesawat jet tempur Iran yang mendekat ke arah kapal perang mereka, USS Vincennes. IR 655 yang saat itu membawa 290 penumpang, seketika jatuh hancur berkeping-keping di Teluk Persia. Peristiwa ini juga merupakan kecelakaan pesawat dengan jumlah korban terbesar yang melibatkan Airbus A300.
Di antara para korban, selain berkewarganegaraan Iran juga terdapat 38 warga negara asing asal Uni Emirat Arab, India, Pakistan, Italia, dan Yugoslavia, serta 66 anak-anak.
BACA JUGA: Malaysia Airlines: Korban 298, dari Indonesia 12 Orang
Penembakan itu kontan saja mengejutkan dunia. Apalagi terjadi saat Iran dan Irak akan mengakhiri perang selama delapan tahun. Iran pun murka pada Amerika dan menyebut insiden itu sebagai pembunuhan ala 'bar-bar'.
Pejabat AS beralasan bahwa pesawat menurunkan ketinggian dan menambah kecepatan di luar jalur penerbangan komersil. Namun setelah diinvestigasi, ternyata pesawat itu sebenarnya terbang masih pada jalurnya dan berada di ketinggian 12.000 kaki.
Meski tidak mau bertanggungjawab secara terbuka, pada akhirnya Angkatan Laut AS mengakui bahwa awak mereka di kapal perang yang melontarkan misil, sedang mengalami tekanan jiwa karena baru pertama kali bertugas di medan perang.
Pada akhirnya, Amerika bersedia memberikan kompensasi sebesar USD62 juta kepada keluarga para korban salah sasaran itu.
Sebagai bentuk penghormatan kepada para korban, hingga saat ini Iran Air masih tetap menggunakan nomor penerbangan IR655 untuk penerbangan Tehran-Dubai. (afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MH17 Jatuh Ditembak, Ukraina dan Rusia Saling Tuding
Redaktur : Tim Redaksi