Amerika Puas dengan Layanan, Jepang Akhirnya Bisa Kirim Astronaut ke Gateway

Minggu, 20 November 2022 – 23:23 WIB
Arsip - Kru dua anggota JAXA astronot Akihiko Hoshide dari Jepang dirangkul rekan senegaranya kru 1 astronot Soichi Neguchi saat ia dan anggota ESA astronot Thomas Pesquet dari Prancis disambut saat tiba turun dari Stasiun Ruang Angkasa Internasional, setelah mendaratkan kapsul SpaceX Crew Dragon mengorbit bumi, Sabtu (24/4/2021). ANTARA FOTO/NASA TV via REUTERS/FOC/djo

jpnn.com - Jepang dan Amerika Serikat pada Jumat menandatangani perjanjian untuk mengirim astronaut Jepang ke Gateway, yakni stasiun ruang angkasa yang mengorbit Bulan yang akan dibangun di bawah kepemimpinan Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA).

Pengikutsertaan astronaut Jepang merupakan imbalan bagi negara Asia itu karena menyediakan transportasi logistik dan dukungan lainnya.

BACA JUGA: Ekonomi Turki Belum Pulih dari Krisis, Erdogan Malah Ngebet Kirim Astronot ke Bulan

Namun, astronaut Jepang yang ditempatkan di stasiun luar angkasa di bawah perjanjian itu tidak akan mendarat di Bulan. Kemungkinan bagi astronaut Jepang untuk ikut mendarat di Bulan akan ditentukan melalui konsultasi di masa depan.

Gateway adalah bagian dari program Artemis NASA, sebuah proyek multilateral yang dimaksudkan untuk kembali mengirimkan manusia ke Bulan pada 2024.

BACA JUGA: Astronot Australia Kritik Keras Pesawat Antariksa Virgin Galactic

Menteri Pendidikan, Budaya, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang Keiko Nagaoka dan administrator NASA dari National Aeronautics and Space Administration Bill Nelson menandatangani dokumen perjanjian tersebut dalam sebuah pertemuan daring.

Nagaoka mengatakan dia ingin memperkuat hubungan antara kedua negara terkait eksplorasi Bulan, dan Nelson menyebut Jepang sebagai mitra penting.

BACA JUGA: Keren! 10 Guru Indonesia Dikirim ke Amerika jadi Astronot

Kedua negara sepakat bahwa Badan Eksplorasi Ruang Angkasa Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency) akan memberikan dukungan, termasuk baterai untuk modul Habitation and Logistics Outpost Gateway.

Badan Antariksa Jepang itu juga akan menyediakan transportasi menggunakan pesawat nirawak mereka. Jepang bermaksud untuk mulai mengirimkan empat ton material yang dimulai sekitar tahun 2030.

Jepang juga bertujuan untuk menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat yang mendaratkan manusia di Bulan.

Nagaoka mengumumkan bahwa Jepang akan memperpanjang keterlibatan dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional hingga 2030, sesaat setelah operasinya akan berakhir pada 2024 .

Astronaut Jepang Koichi Wakata, yang akan ikut dalam misi Gateway, telah menjalankan misi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sejak Oktober 2022.

Amerika Serikat telah meminta Jepang dan negara-negara Eropa untuk memperpanjang partisipasi mereka dalam program tersebut.

Sementara kelanjutan kerja sama Tokyo dinyatakan sudah diputuskan, Pemerintah Jepang dengan hati-hati mempertimbangkan masalah tersebut dengan latar belakang invasi Rusia ke Ukraina. Rusia adalah salah satu pemain kunci dalam proyek ISS. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler