Amerika Selidiki Kaitan Penyakit Paru-Paru Baru dengan Rokok Elektrik

Selasa, 20 Agustus 2019 – 14:44 WIB
Ilustrasi. Rokok elektrik/vape. Foto Drake

jpnn.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) tengah menyelidiki jenis penyakit paru-paru baru yang diduga berkaitan dengan rokok elektrik. Penyelidikan dilakukan setelah muncul laporan kasus di 14 negara bagian.

CDC mengatakan tak ada bukti penyakit tersebut menular. Informasi lebih lanjut juga diperlukan untuk memastikan apakah penyakit itu memang disebabkan oleh penggunaan rokok elektrik.

BACA JUGA: Sinyal Donald Trump soal Pendampingnya di Pilpres AS 2020

CDC sedang bekerja sama dengan Departemen Kesehatan di Wisconsin, Illinois, California, Indiana dan Minnesota dala menjalankan mengenai penyelidikan.

Sejak 28 Juni, beberapa negara bagian telah melaporkan kasus penyakit paru-paru parah yang berkaitan dengan vaping (rokok elektrik). Penderita terutama dari kalangan remaja dan orang dewasa muda. Sebanyak 30 di antara kasus itu terjadi di Wisconsin.

BACA JUGA: Iran Peringatkan Amerika Jauhi Supertanker Grace 1

BACA JUGA: Ketahui ini Perbedaan Rokok Elektrik dengan Produk Tembakau yang Dipanaskan Bukan Dibakar

Banyak pasien menderita batuk, sesak nafas dan kelelahan. Sebagian menderita kesulitan nafas serius sehingga memerlukan bantuan pertukaran udara.

BACA JUGA: Amerika Pangkas Bantuan untuk Pakistan

Juru bicara CDC tak bisa memberi keterangan tambahan mengenai penyelidikan. Perwakilan Departemen Kesehatan negara bagian tidak menanggapi permintaan tanggapan.

Negara bagian lain, termasuk New York dan New Jersey, juga telah mengeluarkan peringatan mengenai penyakit paru-paru yang berkaitan dengan rokok elektrik.

CDC tidak mengaitkan penyakit tersebut dengan produk tertentu. Di Amerika Serikat, Juul Labs adalah pembuat rokok elektrik yang dominan. Altria Group Inc memiliki 35 persen saham di Juul Labs. (ant/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lepas dari Inggris, Supertanker Iran Diburu Amerika


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler