jpnn.com, TEXAS - Tragedi penembakan terjadi lagi di Amerika Serikat (AS). Jumat pagi (18/5) Dimitrios Pagourtzis membuyarkan kelas seni di Santa Fe High School dengan senjatanya.
Dia menembaki teman-teman sekelas dan gurunya sehingga mengakibatkan 10 nyawa melayang. Kini, remaja 17 tahun itu mendekam di Galveston County Jail.
BACA JUGA: 4 Catatan Kritis FSGI soal Bibit Radikalisme di Sekolah
”Pelaku mendapatkan senjata dari ayahnya. Kepemilikan senjata itu legal,” kata Gubernur Texas Greg Abbott sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (19/5).
Sembilan siswa dan seorang guru tewas akibat aksi brutal Pagourtzis. Salah seorang di antaranya adalah Sabika Sheikh, siswa asal Pakistan yang sedang mengikuti program pertukaran pelajar. Selain 10 korban tewas, senjata Pagourtzis membuat 10 siswa terluka.
BACA JUGA: Kemendikbud Diminta Menggeber Deradikalisasi di Sekolah
Pagourtzis yang tiba di sekolah sesaat sebelum beraksi pada pukul 08.00 waktu setempat hanya menembaki teman-teman yang tidak disukainya.
Itu sengaja dilakukan agar jika rencana kejinya berjalan lancar dan dia sukses bunuh diri, kesan yang muncul tentang dirinya positif. Sebab, dia menyisakan teman-teman baiknya untuk bersaksi.
BACA JUGA: AS Resmikan Kedubes di Yerusalem, Gaza Banjir Darah
Jaksa Agung Texas Ken Paxton menyatakan bahwa Pagourtzis dijerat dengan undang-undang pembunuhan tingkat satu. Kini, polisi mencari tahu apakah remaja itu beraksi sendirian atau ada yang membantunya.
Oleh kawan-kawannya, dia dikenal sebagai sosok yang kalem dan pendiam. Tapi, di akun Facebook-nya, Pagourtzis pernah mengunggah foto dirinya memakai kaus bertulisan Born to Kill. (hep/c17/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korut Bebaskan Warga AS, Trump Langsung Pencitraan
Redaktur & Reporter : Adil