jpnn.com, WASHINGTON DC - Pemerintah Amerika Serikat pada Sabtu (3/4) menghentikan pembuatan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca Plc di pabrik manufaktur Baltimore.
Langkah ini diambil demi keamanan setelah pabrik tersebut merusak 15 juta dosis vaksin COVID-19 Johnson & Johnson dengan percampuran bahan baku vaksin.
BACA JUGA: Inggris Temukan 30 Kasus Pembekua Darah, AstraZeneca Makin Terpojok
J&J mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya "memikul tanggung jawab penuh terkait pembuatan zat obat untuk vaksin COVID-19 di fasilitas Emergent BioSolutions Inc. Bayview."
J&J tidak mengatakan secara khusus apakah akan mengambil alih pabrik. Perusahaan itu tidak menanggapi permintaan komentar Reuters untuk klarifikasi.
BACA JUGA: Australia Selidiki AstraZeneca dan Kasus Pembekuan Darah
The New York Times melaporkan bahwa AstraZeneca mengatakan dalam sebuah pernyataan akan bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menemukan lokasi alternatif. Produsen obat itu tidak menanggapi permintaan komentar.
Langkah oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS 'akan membuat fasilitas Emergent BioSolutions semata-mata dikhususkan untuk membuat vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson, dan dimaksudkan untuk menghindari percampuran di masa depan, menurut laporan surat kabar tersebut, yang mengutip dua pejabat senior kesehatan federal.
BACA JUGA: Amerika Beri Sinyal Tak Gunakan Vaksin AstraZeneca
Dokter utama ahli penyakit menular pemerintah AS mengatakan kepada Reuters bahwa negara tersebut mungkin tidak memerlukan vaksin AstraZeneca, meskipun telah mendapat persetujuan.
Redaktur & Reporter : Adil