jpnn.com, BEIJING - Rencana Amerika Serikat menyimpan sejumlah rudal jarak menengah di Pulau Guam sangat mengusik Tiongkok. Jika rencana tersebut tetap dilakukan, Tiongkok tak akan tinggal diam dan bisa melakukan tindakan balasan jika terpaksa.
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Direktur Pengendalian Senjata dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok Fu Cong pada Selasa (6/8). Menyusul putusan AS untuk keluar dari perjanjian nuklir (INF) dengan Rusia pada pekan lalu.
BACA JUGA: Terorisme Bule Hantui Amerika, Trump Pemicunya
"Dan kami (Tiongkok) juga meminta agar negara-negara tetangga untuk berhati-hati dan tidak mengizinkan AS untuk menyimpan rudalnya," tambah Fu dengan menyebut Australia, Jepang, dan Korea Selatan sebagai negara-negara tetangga yang dimaksud.
BACA JUGA: Langgar Aturan Daerah, Bos Baja Tiongkok Ditangkap Polisi
BACA JUGA: Nyata Adanya: Maling Tobat berkat Saus Tomat
Setelah Australia menolak rencana untuk dijadikan tempat penyimpanan rudal-rudalnya pada Senin (5/8), AS kini tampaknya akan mengalihkan 'sasaran' ke Pulau Guam. Sebuah pulau di dekat Filipina, yang merupakan wilayah teritorial AS.
Dalam rangka mengimplementasikan rencananya, Menteri Pertahanan AS, Mark Esper sengaja melakukan 'tur' ke Asia dan Australia untuk mencari wilayah yang cocok untuk dijadikan tempat penyimpanan rudal AS sebagai bentuk konfrontasi terhadap Tiongkok.
BACA JUGA: Polisi Hong Kong Tangkap 420 Demonstran
Selain dikarenakan perang dagang, rencana penempatan rudal tersebut merupakan respons AS terhadap niat Tiongkok untuk bergabung dengan perjanjian nuklir bersama AS dan Rusia. Menurut Federasi Ilmuan Amerika, saat ini Tiongkok memiliki 290 hulu ledak. Sementara hulu ledak yang dimiliki Rusia mencapai 1.600, dan AS punya 1.750. (rmol/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fan Bingbing Ungkap Kisah Sedih Hidupnya Pascaskandal Pajak
Redaktur & Reporter : Adil