Organisasi Amnesti Internasional Australia mendesak pembebasan seorang pengungsi dan pemain sepak bola yang berbasis di Melbourne dari pusat penahanan di Thailand, setelah dia ditahan atas permintaan Bahrain.
Hakeem Ali AlAraibi - seorang warga negara Bahrain - ditahan di Bandara Bangkok, Thailand sepekan yang lalu dan tetap berada di tahanan meskipun telah dibebaskan untuk kembali ke Australia menyusul perintah interpol atau red-notice yang dijadikan dasar penahanannya telah dicabut.
BACA JUGA: Terdakwa Anggota Teroris Adelaide Dipinang Online Setelah Putus Kuliah
Sementara pejabat Thailand mengatakan pada hari Senin (3/12/2018) Hakeem Ali AlArabini mungkin akan dibebaskan pada hari Selasa (4/12/2018), dokumen yang diperoleh oleh Amnesti Internasional Australia menunjukkan bahwa AlAraibi akan dipulangkan dalam kurun waktu 12 hari lagi.
Para pejabat Bahrain secara resmi telah meminta agar Thailand mengekstradisi AlAraibi.
BACA JUGA: Kebakaran Hutan Masih di Terjadi, Queensland Australia Semakin Panas
Para pengunjuk rasa yang memprotes penahanan AlAraibi melakukan aksi di luar Konsulat Thailand Victoria Selasa (4/12/2018) hari ini.
Mereka menuntut pembebasan AlAraibi, juru kampanye Amnesti Internasional Australia Diana Sayed mengatakan: "Hakeem tidak akan aman sampai dia kembali ke tanah Australia.
BACA JUGA: Diduga Sakit Hati, Pelaku Jebak Orang Lain Jadi Tersangka Teroris
"Kehidupan Hakeem akan berada dalam bahaya jika dia dideportasi ke Bahrain.
"Sebagai pengungsi yang diakui dengan dokumen perjalanan yang disetujui, dia seharusnya tidak pernah ditahan.
"Kami senang mendengar laporan Red Notice telah dicabut, tetapi meskipun demikian pihak berwenang Thailand terus menahannya.
"Imigrasi Thailand harus membebaskannya sekarang dan memungkinkan dia pulang ke Australia." Photo: Hakeem Ali AlAraibi mengatakan dia disiksa di Bahrain, yang memicunya melarikan diri ke Australia pada 2014. (Supplied)
Penjabat Duta besar Australia untuk Thailand, Paul Stephen, telah bertemu dengan pejabat imigrasi utama negara itu, Surachate Hakparn, untuk membahas penahanan yang sedang berlangsung terhadap AlAraibi.
Pengungsi yang berbasis di Melbourne ini ditahan setelah Bahrain mengeluarkan peringatan internasional melalui Interpol, menuduhnya telah merusak perkantoran polisi.
AlAraibi membantah tuduhan itu dan mengatakan dia disarankan oleh pejabat Australia bahwa statusnya sebagai pengungsi akan membuatnya aman baginya untuk melakukan perjalanan.
AlAraibi mengatakan dia disiksa di Bahrain, yang mendorongnya untuk melarikan diri ke Australia pada 2014.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengadilan Belanda Tolak Permintaan Seorang Warga Turunkan Usia 20 Tahun