Amran Fokus Bekerja Sediakan Pangan bagi 250 Juta Jiwa

Rabu, 08 Maret 2017 – 10:10 WIB
Mentan Andi Amran Sulaiman. Foto: dok jpnn

jpnn.com - jpnn.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berupaya memastikan tak ada lagi warga Indonesia yang meninggal karena kelaparan. Menurutnya, pemerintah juga mengantisipasi perubahan musim yang sering berimbas pada panen petani.

Berbicara pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Institute Lembang Sembilan di Hotel Mercure, Jakarta, Senin (6/3), Amran mengatakan, dirinya ebagai menteri dirinya harus fokus bekerja karena punya tanggung jawab menyiapkan pangan untuk 250 juta jiwa rakyat Indonesia. 

BACA JUGA: Mentan Wajibkan Bulog Serap Semua Gabah Petani

"Dulu sering ada berita orang meninggal karena kelaparan. Saya tidak ingin itu terjadi lagi. Untuk mewujudkan itu, saya serahkan diri saya ini untuk merah putih," katanya.

Menteri kelahiran Bone, Sulawesi Selatan itu lantas mengingat kondisi saat dirinya mulai menjadi menteri. Saat itu Indonesia menghadapi ancaman dahsyat El Nino dan La Nina.

BACA JUGA: Mentan Panen Padi dan Percepat Serap Gabah Petani

Demi antisipasi cuaca ekstrim, Presiden Joko Widodo sampai menggelar rapat dua kali seminggu dalam kurun 2015-2016. Amran menegaskan, El Nino dan La Nina memang membawa dampak dahsyat.

"Di 2015 dan 2016 kita dihantam El Nino dan La Nina. Bila dibandingkan secata apple to apple dengan 1998 yang juga ada El Nino akhirnya mengimpor (beras) sembilan juta ton. El Nino 2015 lebih berat dengan kenaikan penduduk menjadi 250 juta orang, harus impor (beras) 16 juta ton," tuturnya.

BACA JUGA: Petani Tuban Curhat ke Mentan soal Tengkulak Beras

Tapi dengan berbagai upaya, lanjutnya, produksi pangan bisa meningkat dan impor beras semakin terkendali. Bahkan pada 2016 tidak ada sama sekali impor beras. 

"Semua kebijakan yang menghambat regulasi kita ubah termasuk tender-tender yang menjadi kendala, kita ubah menjadi penunjukan langsung. Karena hujan, tikus, wereng, bahkan el nino, tidak pernah mengatakan 'tunggu, pemerintah lagi tender'," tuturnya.

Amran menambahkan, pertanian adalah tanaman semusim sehingga tidak bisa disamakan dengan pembangunan gedung. Karenanya, kebijakan soal pangan harus benar-benar tepat agar tidak ada kerugian. 

"Kalau hari kita waktu tanam, hari harus tanam. Kalau hari ini ada hama, hari ini juga harus selesai hari ini. Begitu juga dengan pupuk, hari ini butuh pupuk, hari ini pula pupuk harus ada. Saya ingatkan, kebijakan yang salah jauh lebih berbahaya dari koruptor," pungkas dosen di Universitas Hasanuddin Makassar itu.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Safari Panen Raya dan Serap Gabah Petani di Jawa


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler