Anak 3 Tahun Dicubit dan Disiksa Pacar Ibu Sampai Tewas

Kamis, 18 Oktober 2018 – 06:56 WIB
Dion, pelaku penganiayaan hingga pembunuhan balita di Bogor. Foto: Fadli/Metropolitan

jpnn.com, BOGOR - Nyawa seorang anak berusia tiga tahun, BIB melayang gara-gara aksi keji Gian Gunawan alias Dion (28). Pelaku adalah pacar dari ibu kandung korban.

Sejak September 2018, BIB menjadi bulan-bulanan penyiksaan Dion yang selama ini kohabitasi atau kumpul kebo dengan ibu korban di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara. Tubuh mungil BIB tak sanggup lagi menahan sakit hingga mengembuskan napas terakhirnya dengan kondisi mengenaskan.

BACA JUGA: Ibu Muda Tewas Dilindas Truk Tronton, Duh Kepalanya

Dua bulan sudah Dion memadu kasih tanpa ikatan pernikahan dengan ibu korban. Hubungan itu membawa petaka bagi darah daging pacar pelaku. Setiap harinya, tubuh BIB habis dianiaya. Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai sopir taksi online itu sering mencubit, menampar bahkan memukul BIB.

Puncaknya saat Minggu (14/10) dini hari. Ketika itu, korban yang tengah tidur dibangunkan pelaku dengan menarik telinganya lalu diguyur di kamar mandi. Tak sampai di situ, korban pun dipukuli perutnya hingga tak sadarkan diri.

BACA JUGA: Bermain Korek Api, Tiga Balita Tewas Terbakar di Bogor

Saat itu pula korban dibawa ke Rumah Sakit (RS) Azra di Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Utara, Minggu (14/10). Namun, nyawa BIB tak bisa diselamatkan.
Dion sempat kabur ke Jakarta sebelum akhirnya berhasil diringkus petugas Sa­tuan Reskrim Polresta Bogor Kota di Bekasi pada Senin (15/10) sekitar pukul 03.00 WIB.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya mengatakan, dari keterangan pelaku dan tujuh saksi, pelaku sudah melakukan penyiksaan sejak sebulan lalu karena kesal dengan sang bayi yang dia nilai rewel dan sulit diatur.

BACA JUGA: Festival Panca Karsa HADIST, Fun Campaign Pertama Indonesia

Puncak kekesalan Dion terjadi saat Minggu (14/10) dini hari. Korban yang tengah tidur dibangunkan pelaku dengan menarik telinganya lalu diguyur di kamar mandi. “Korban juga mengalami pemukulan di perut saat korban itu ngompol,” kata Ulung seperti dilansir Metropolitan, Rabu (17/10).

Bahkan, tutur Ulung, setiap korban menangis malam itu, pelaku membekap mulut korban dan dicubit pada bagian perut serta dada korban.

Setelah itu, pelaku pergi dan meninggalkan pacar serta anaknya tersebut. Saat itu tidak ada saksi yang benar-benar melihat kejadian. “Lalu korban dibawa ke RS, katanya jatuh dari tangga. Kami masih mendalami, apakah ada gangguan kejiwaan pada tersangka,” ujarnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sonjaya menambahkan, pelaku belum terbukti ada indikasi gangguan kejiwaan atau sejenisnya. Hanya saja dari keterangan pelaku, dia ingin mendidik korban agar tidak rewel, menangis dan kuat ke depannya. Selain itu, pelaku juga mengaku semasa kecilnya diperlakukan dengan keras oleh orang tuanya.

“Pertama, tersangka ini baru ditangkap, jadi penyelidikan masih jalan. Kedua, masih kami dalami, bagaimana keterlibatan si ibu. Tersangka dengan ibu korban sudah dua bulan tinggal bersama di rumah indekos, setelah sepuluh hari menjalin PDKT (pendekatan, red),” paparnya.

Dari hasil penyelidikan sementara, jelas Agah, ada luka dalam dan gumpalan darah di rongga perut sehingga usus korban putus. Selain itu, tampak dari kulit korban ada lebam di perut, dada, pipi kanan kiri dan kepala bagian belakang. “Namun hasil autopsi belum keluar. Bisa jadi apakah itu penyebab si anak meninggal dunia,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perem­puan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Bogor Artiana Yanar Anggraini menjelaskan, untuk kasus Kekerasan Terhadap Anak (KTA) hingga Agustus 2018 berjumlah 32 kasus. Namun, baru satu kasus yang sampai menyebabkan kematian terhadap korban anak.

“Ini yang pertama tahun ini. Sedangkan pada 2017 ada 33 kasus. Tidak ada yang sampai meninggal. Hukum seberat-seberatnya terhadap pelaku ini karena sudah sangat kelewat batas,” pungkasnya. (ryn/c/feb/run)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditinggal Staf Sebentar, Bos Matahari Sudah Tidak Ada


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler