Anak Alami Masalah Pendengaran? Ini Upaya Mengatasinya

Minggu, 18 Januari 2015 – 00:19 WIB
Grafis: Bagus/Jawa Pos

jpnn.com - CEPATLAH bertindak tatkala anak mengalami gangguan pendengaran.  Menurut dr Artono SpTHT-KL, gangguan pendengaran bisa dialami anak sejak masih dalam kandungan. Penyebabnya penularan virus dari ibu ke anak maupun faktor keturunan.

Beberapa kondisi bayi baru lahir juga memengaruhi terjadinya gangguan organ pendengaran. Di antaranya, berat lahir bayi rendah, prematur, lahir kuning (hiperbilirubinemia), serta tidak menangis saat dilahirkan.

BACA JUGA: Perjuangan Seorang Ibu Penderita Kanker, Sempat Menimang Bayinya

Meski demikian, ketulian (deafness) mungkin baru terdeteksi saat anak cukup besar. Ada gejala-gejala yang mengarah pada gangguan pendengaran (selengkapnya lihat grafis di atas).

Bila anak telah dipastikan mengalami gangguan pendengaran, ada upaya memperbaiki pendengaran pada anak. Yakni, melalui implan koklea (cochlear implant). Caranya, dipasang koklea buatan pada telinga anak.

BACA JUGA: Perjuangan Seorang Ibu Penderita Kanker, Tolak Kemoterapi Demi Janinnya

Untuk mengaktifkan titik-titik elektroda tadi, magnet dipasang di sisi belakang kepala. ’’Nanti juga dipasang semacam headset dan pengatur volume yang diprogram lewat software,’’ imbuh spesialis telinga hidung tenggorok-kepala leher tersebut.

Pengoperasian implan itu bertahap. Sebab, anak perlu dibiasakan mendengar suara yang masuk. Pada satu bulan pertama pemakaian, alat akan diset pada level volume terendah.

BACA JUGA: Inspirasi Busana dari Roman Cinta Segi Empat Karya Shakespeare

Pada bulan kedua atau ketiga pemakaian, dilakukan mapping atau evaluasi ’’penerimaan’’ terhadap suara.

Mapping tersebut dilakukan secara rutin. Di samping evaluasi, software pengatur alat bantu dengar (ABD) diperbarui. Selanjutnya, anak bisa mengeset sendiri volume ABD mereka.

’’Setelah dapat ABD, anak diterapi wicara. Ibaratnya, anak baru lahir. Kemampuan bicara mereka masih selevel anak baru lahir,’’ ungkap supervisor Unit Rawat Jalan (URJ) THT-KL RSUD dr Soetomo itu.

Jika diterapi pada golden period atau rentang usia 0–3 tahun, anak bisa meminimalkan ketertinggalan kemampuan bicaranya dengan cepat.

Berdasar pengalaman, anak dengan cochlear implant bisa beraktivitas normal. ’’Asal tidak kena benturan, aman. Cukup sekali operasi seumur hidup,’’ tegasnya. (fam/c6/nda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Solusi Dana Cekak tapi Petualangan Liar Tetap Lancar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler