JAKARTA - Posisi Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (PD) terus digoyang, termasuk oleh jajaran Dewan Pembina (Wanbin) partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Bahkan nama-nama yang akan menggantikan Anas sudah dibahas dalam pertemuan Wanbin di Kemayoran, Jakarta Pusat, 23 Januari lalu.
Namun demikian bukan berarti Anas dibiarkan tanpa pembelaan. Wakil Direktur Eksekutif PD, Muhammad Rahmad, menyatakan bahwa sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PD maka tugas Wanbin adalah sebagai pengarah dan pembina dalam menjaga nilai-nilai dan ideologi perjuangan partai sesuai dengan visi dan misi partai.
Karenanya jika benar Marzuki Alie selaku Wakil Ketua Wanbin memang telah memimpin rapat untuk melengserkan Anas, maka mantan Sekjen PD itu sama saja melanggar AD/ART dan kode etik PD. Jajaran Wanbin lain yang juga dituding melanggar aturan partai adalah Raden Adjeng Suminar.
"Jika memang benar Pak Marzuki melakukan itu maka jelas telah terjadi pelanggaran etika. Baik Pak Marzuki sebagai kader partai ataupun Wakil Ketua Wanbin. Itu bukam bidang tugas Wanbin," kata Rahmad kepada wartawan di Jakarta, Selasa (31/1).
Dipaparkannya lagi, sesuai AD/ART PD pula maka kader yang melanggar etika partai dapat ditindak oleh Dewan Kehormatan (DK). "DPP bisa merekomendasikan kepada DK untuk memanggil dan memeriksa Marzuki Alie," tegas anak buah Anas di DPP PD itu.
Sedangkan Ketua DPP Partai Demokrat, Gde Pasek Suardika, menyatakan, sebenarnya sah-sah saja jika ada elit PD yang memiliki syahwat politik untuk menduduki kursi Ketua Umum. Namun demikian Pasek juga mengatakan, etika dan aturan partai tetap harus ditegakkan.
Menurutnya, jangan sampai manuver pihak-pihak yang memiliki syahwat politik tinggi itu malah memperkeruh suasana di PD. "Jangan memperkeruh keadaan dengan menghembuskan wacana pergantian Ketua Umum," ucapnya.
Terpisah, pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan bahwa tak semestinya elit PD membiarkan kisruh internal belarut. Menurutnya, kisruh internal itu jika dibiarkan maka sama saja membawa partai bentukan SBY itu ke arah pembusukan.
Bahkan jika benar pertemuan Wanbin di Kemayoran itu sebagai rapat liar, sebut Yunarto, hal itu sama saja membenarkan anggapan publik bahwa persaingan dalam perebutan ketua umum PD pada kongres di Bandung 2010 lalu ternyata masih berdampak hingga kini.
"Seharusnya dewan pembina harus kumpul semua untuk membicarakan permasalahan yang terjadi dan mengkoordinasikannya. Rapat yang tak terkoordinir dan sembunyi-sembunyi itu hanya membuktikan adanya perpecahan di internal Demokrat," ulasnya.
Seperti diketahui, menyusul perkembangan persidangan atas mantan Bendahara Umum PD, M Nazaruddin yang menjadi terdakwa suap kasus wisma atlet, kondisi internal Demokrat kian menghangat. Sebab, posisi Anas Urbaningrum mulai digoyang.
Bahkan Dewan Pembina (Wanbin) PD pun sudah ancang-ancang untuk melengserkan Anas. Bahkan pertemuan Wanbin di Kemayoran yang dipimpin Marzuki Alie, disebut sudah membahas rencana pergantian Anas, termasuk menyiapkan calon penggantinya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kubu Anas Cuekin Rapat Wanbin
Redaktur : Tim Redaksi