Anak Buah Erdogan Asal Tangkap, Hubungan dengan AS Tegang

Selasa, 10 Oktober 2017 – 15:43 WIB
Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

jpnn.com, ISTANBUL - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Turki tegang. Minggu (8/10), Washington berhenti menerbitkan seluruh visa nonimigran untuk warga negara Turki.

Itu dilakukan setelah Turki menangkap Metin Topuz, pegawai Konsulat AS di Kota Istanbul, yang diyakini sebagai pengikut Fethullah Gulen, sosok yang selama ini menjadi musuh besar Presiden Recep Tayyip Erdogan. Beberapa jam kemudian, Turki menerapkan kebijakan yang sama.

BACA JUGA: Tak Sebut Rohingya, Ini Kata Suu Kyi Soal Krisis di Rakhine

”Kejadian di Istanbul memaksa AS meninjau ulang komitmen pemerintah Turki dalam mengamankan fasilitas diplomatik dan seluruh staf kantor perwakilan AS di sana.” Demikian bunyi keterangan tertulis Washington setelah Topuz ditangkap Minggu.

Selama ini, Topuz yang merupakan warga negara Turki menjadi penerjemah di Konsulat Jenderal AS di Istanbul.

BACA JUGA: Indonesia-Turki Sepakat Meningkatkan Kerja Sama Perdagangan

Pemerintah Turki menuduh Topuz terlibat dalam kudeta gagal yang diyakini Erdogan didalangi Gulen. Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa Topuz pernah kedapatan berkomunikasi dengan pejabat kepolisian saat menjalani pemeriksaan dalam kasus dugaan korupsi 2013.

Setelah itu, dia dianggap terlibat dalam kudeta gagal tahun lalu. ”Dia berperan sebagai mata-mata dalam upaya menggulingkan pemerintahan dan merombak konstitusi,” kata seorang pejabat pemerintah Turki kepada Anadolu. Atas semua tuduhan itu, Topuz membantah.

BACA JUGA: Hari Ini Jokowi Bertemu Empat Mata dengan Presiden Erdogan

Kedutaan AS di Kota Ankara pun langsung bereaksi. Mereka menganggap tudingan tersebut mengada-ada. Oleh karena itu, mereka membekukan sementara hubungan diplomatik dengan Turki.

Lewat kebijakan tersebut, Washington berusaha membatasi kunjungan warga negara Turki ke kantor-kantor perwakilan diplomatiknya. Dalam hitungan jam, Turki menempuh kebijakan yang sama.

Ankara menghentikan penerbitan visa nonimigran bagi seluruh warga Negeri Paman Sam. Hingga kemarin, Senin (9/10), AS maupun Turki tidak menyebutkan sampai kapan kebijakan tersebut akan diterapkan.

Mulai Minggu malam, AS dan Turki sama-sama menunda penerbitan visa, baik yang elektronik maupun yang bukan. Kebijakan tersebut juga berlaku untuk visa yang ditempel di paspor dan visa yang diterbitkan di perbatasan.

Artinya, para pelancong, pebisnis, pelajar dan mahasiswa, jurnalis, serta utusan diplomatik AS tidak bisa masuk Turki. Demikian juga sebaliknya.

Kemarin, belum sampai 24 jam berlaku, Ankara kabarnya meminta Washington untuk mempertimbangkan ulang kebijakan tersebut. Pasalnya, nilai tukar lira (mata uang Turki) terhadap dolar Amerika langsung anjlok sejak kebijakan itu diberlakukan.

Kementerian Luar Negeri Turki memanggil diplomat AS di Ankara dan meminta supaya penundaan penerbitan visa dihentikan. Menurut kementerian, ketegangan kedua negara sebenarnya tidak perlu terjadi. Belum ada jawaban dari AS. (AP/Reuters/c6/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Panas! Rezim Erdogan Kembali Tangkap Ribuan Pendukung Gulen


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler