JAKARTA - Sekitar 45 rumah di RT 007, RW 005 Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur selama tiga hari berturut-turut terendam banjir luapan kali Ciliwung.
Air menggenangi rumah warga dengan ketinggian rata-rata tiga meter. Saat ini sekitar 150 warga yang mendiami bantaran kali Ciliwung itu sebagian terpaksa mengungsi di kantor RW 005 dan rumah-rumah lainnya yang belum digenangi air.
"Selama tiga hari belakangan ini, warga terpaksa mengungsi di kantor RW dan rumah-rumah warga lainnya yang belum digenangi air," kata Wastono, Ketua RT 007 RW 005, yang berlokasi di jalan Otista Raya, Kamis (17/1).
Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari lanjutnya, warga terpaksa menggunakan dapur milik sebagian warga. Tapi kondisi yang sangat memprihatinkan malam tadi karena terjadi pemadaman listrik sehingga warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi.
Menjawab pertanyaan JPNN, soal ada tidaknya bantuan pemprov DKI Jakarta, Wastono mengatakan antara ada dan tiada."Nggak bisa diharapkan. Kalau ada bantuan syukur, nggak ada pun nggak masalah karena warga sudah terbiasa mengurus kebutuhannya masing-masing, termasuk dimasa-masa sulit seperti ini," ujarnya.
Dari pengalaman yang kami lalui, menurut Wastono, bantuan yang diterima disetiap mengalami banjir justru lebih cepat datang dari partai politik dan lembaga swadaya masyarakat.
"Dalam hal memberi bantuan bagi korban banjir, pemprov DKI Jakarta selalu kalah cepat dibanding partai politik atau LSM. Tapi kalau memungut pajak bumi dan bangunan (PBB) warga didesak-desak bahkan didenda kalau telat bayar," ungkapnya. (fas/jpnn)
Air menggenangi rumah warga dengan ketinggian rata-rata tiga meter. Saat ini sekitar 150 warga yang mendiami bantaran kali Ciliwung itu sebagian terpaksa mengungsi di kantor RW 005 dan rumah-rumah lainnya yang belum digenangi air.
"Selama tiga hari belakangan ini, warga terpaksa mengungsi di kantor RW dan rumah-rumah warga lainnya yang belum digenangi air," kata Wastono, Ketua RT 007 RW 005, yang berlokasi di jalan Otista Raya, Kamis (17/1).
Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari lanjutnya, warga terpaksa menggunakan dapur milik sebagian warga. Tapi kondisi yang sangat memprihatinkan malam tadi karena terjadi pemadaman listrik sehingga warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi.
Menjawab pertanyaan JPNN, soal ada tidaknya bantuan pemprov DKI Jakarta, Wastono mengatakan antara ada dan tiada."Nggak bisa diharapkan. Kalau ada bantuan syukur, nggak ada pun nggak masalah karena warga sudah terbiasa mengurus kebutuhannya masing-masing, termasuk dimasa-masa sulit seperti ini," ujarnya.
Dari pengalaman yang kami lalui, menurut Wastono, bantuan yang diterima disetiap mengalami banjir justru lebih cepat datang dari partai politik dan lembaga swadaya masyarakat.
"Dalam hal memberi bantuan bagi korban banjir, pemprov DKI Jakarta selalu kalah cepat dibanding partai politik atau LSM. Tapi kalau memungut pajak bumi dan bangunan (PBB) warga didesak-desak bahkan didenda kalau telat bayar," ungkapnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Johar Baru Mulai Mengungsi
Redaktur : Tim Redaksi