jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengkritik pembelaan Presiden Joko Widodo soal tudingan pemerintahannya gemar berutang. Arief menilai pembelaan presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu terkesan antikritik, emosional dan tak masuk akal.
Sebelumnya Jokowi saat menghadiri Konvensi Nasional Galang Kemajuan Tahun 2018 di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/4) mengaku langsung mewarisi utang Rp 2.700 triliun ketika dilantik menjadi presiden pada Oktober 2014. Sedangkan bunganya Rp 250 triliun sehingga selama empat tahun pemerintahannya saja langsung ada tambahan utang Rp 1.000 triliun.
BACA JUGA: Takut Diprotes, Jokowi Lakukan Ini Sebelum Kendarai Chopper
Namun, Arief mempersoalkan pembelaan Jokowi yang menurutnya tak masuk akal. Sebab, faktanya utang pemerintah sudah mencapai sekitar Rp 4.800 triliun.
"Kok aneh ya utangnya bukan tambah kurang malah jadi 4.800 triliun hingga hari ini. Rumus matematika dari mana ya? Dan ternyata Joko Widodo tidak mampu membayar angsuran pokoknya utang dong, atau jangan-jangan utang dibayar utang," kata Arief, Minggu (8/4).
BACA JUGA: Luhut Ungkap Teman Salat Jumat Jokowi saat Kecil
Dia lantas menyinggung bantahan Jokowi soal isu kegagalan berbagai proyek infrastruktur. Misalnya proyek pembangkit listrik yang direncanakan 35.000 MW, selama tiga tahun pemerintahan Jokowi baru terealisasi 948 MW.
"Artinya baru dua koma tujuh persen yang terealisasi selama tiga tahun proyek infrastruktur listrik. Lalu jalan tol katanya target 1.900 kilometer. Sudah mau empat tahun 50 (persen) saja belum ada yang selesai. Ini fakta loh," tutur Arief.
BACA JUGA: Soal Hastag 2019 Ganti Presiden Jawaban Luhut Menohok Banget
Selain itu, Arief juga mengkritik bantahan Jokowi soal pemerintahan antek asing. Aktivis buruh itu mengatakan, faktanya Jokowi memberi kemudahan bagi pekerja asing di tengah tingginya angka pengangguran.
"Jadi gimana ya gak disebut pro-asing. Lalu janjinya tidak impor beras dan 2017 swasembada beras lah kok impor. Maaf Kangmas Joko Widodo, apa yang dimaksud swasembada beras itu pakai impor beras, ya?" ujarnya.
Sedangkan soal tagar #2019GantiPresiden, lanjut Arief, merupakan cerminan aspirasi sebagian besar masyarakat yang merasa makin kesulitan mencari nafkah ataupun memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga mereka. Menurutnya, pembelaan Jokowo yang terkesan emosional malah menampakkan kegagalannya.
"Jangan emosi Kang Mas Joko Widodo. Sadar kalau apa yang dilakukan ternyata tidak sesuai dengan realisasinya. Tuh di depan mata katanya proyek MRT (mass rapid transit, red) kelar 2017, lah sampai sekarang belum tuh," pungkas anak buah Prabowo Subianto di Gerindra itu.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Luhut Temui Prabowo, Tanya soal Indonesia Bubar 2030
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam