Anak Buah Prabowo Sebut Jokowi seperti Kacang Lupa Kulitnya

Sabtu, 07 Februari 2015 – 19:34 WIB
Jokowi yang saat masih menjadi Walikota Solo begitu membanggakan mobil Esemka. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA -  Kebijakan Presiden Jokowi yang memilih menggandeng perusahaan milik Malaysia, Proton, untuk mengembangkan mobil nasional (mobnas), terus menuai kecaman.

Politikus Partai Gerindra Elnino MH Mohi mengatakan, jika kerjasama itu telah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya, mestinya  didahului dengan studi kelayakan bisnis yang komprehensif.

BACA JUGA: Rakyat Lagi Sakit Hati, Jokowi Malah Gandeng Proton

"Presiden perlu menjelaskan bagaimana bisa dilakukan kerjasama dengan Proton Malaysia yang penjualannya terus merosot karena kalah bersaing dengan merek asing seperti Jepang dan Korea Selatan. Bahkan di Malaysia sendiri omsetnya anjlok dari 50 persen menjadi hanya 21 persen. Kenapa tidak dengan perusahaan mobil Jepang atau Jerman misalnya?" cetus Elnino, Sabtu (7/2).

Demikian juga alasannya jika kerjasama itu adalah bagian dari pengembangan mobil nasional Indonesia.

BACA JUGA: Jokowi Gandeng Proton, Ini Reaksi Keras Relawan

"Mengapa bukan Esemka yang dikembangkan dengan serius sebagai bagian dari program besar Low Cost Green Car. Yang bikin pak Jokowi sangat ngetop sewaktu jadi walikota Solo itu adalah mobil Esemka. Waktu itu Jokowi mewakili rasa rindu rakyat Indonesia yang ingin punya mobil 100 persen Indonesia. Ketika jadi presiden yang punya kewenangan sangat besar, Jokowi seperti lupa kacang akan kulitnya, lupa dengan Esemka," ungkapnya.

Saat masih kampanye, dan juga tertuang dalam dokumen visi-misinya setebal 41 halaman kata Elnino, Presiden Jokowi berulang kali menyebut konsep Trisakti dan kemadirian nasional (Nawa Cita) sebagai landasan ideologis program pembangunannya dalam lima tahun ke depan.

BACA JUGA: Gandeng Proton, Jokowi Abaikan Potensi Anak Bangsa

"Saya tetap menghargai Malaysia sebagaimana saudara sendiri. Saya pun menghormati berbagai keputusan Presiden Jokowi, tetapi mesti ada penjelasan yang rasional tentang kerjasama Mobnas itu. Tanpa penjelasan yang masuk akal, maka bukan tidak mungkin ada orang yang membaca kehadiran presiden dalam penandatanganan MoU itu benar-benar hanya sekedar membantu kelancaran bisnis seorang tokoh yang menjadi tim suksesnya, sebagai balas jasa belaka," pungkas Elnino MH Mohi.(fas/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Punya Mobil Esemka, Kenapa Harus Proton?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler