jpnn.com - JAKARTA - Korban penculikan tahun 1997, Desmond Junaidi Mahesa menyatakan sudah lebih 15 tahun menunggu penyelesaian hukum atas peristiwa tersebut. Hingga hari ini ujar Desmond, harapan itu menjadi mimpi yang tidak jelas.
"Sebagai korban, saya sudah menunggu 15 tahun. Bagaimana penyelesaiannya?," kata Desmond J Mahesa, Minggu (24/1), menyikapi janji pemerintah yang akan menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia.
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Minta Jokowi Gunakan Hati Nurani
Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini malah curiga, bahwa pernyataan pemerintah yang akan menyelesaikan pelanggaran HAM berat tersebut sebagai pernyataan yang sulit dipegang. "Saya melihatnya pernyataan presiden tersebut hanya menggoreng-goreng isu HAM. Kalau terus-menerus begini, ini mencederai demokrasi," tegasnya.
Lebih lanjut, politikus Partai Gerindra ini mempertanyakan tanggung jawab negara terhadap anak-anak temannya yang hingga kini masih tidak diketahui keberadaannya.
BACA JUGA: Kalau Mau CPNS, Kami Harus Bayar Ratusan Juta Rupiah
"Mana tanggung jawab negara atas putra-putri korban penculikan. Bagaimana sekolahnya, negara sampai sekarang kan tidak mau tahu?," tegasnya.
Bahkan, sekitar satu tahun setengah lagi ke depan, isu HAM ini juga akan jadi triger politik lagi. "Begini saja terus soal HAM ini. Digoreng-goreng saja untuk kepentingan pencitraan," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: FHK2I Bakal Bebaskan Anggotanya Beraksi Brutal di Depan Istana
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-Gara Regulasi Honorer K2, MenPAN-RB Didesak Rombak Total Timnya
Redaktur : Tim Redaksi