jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Sarifuddin Sudding menyatakan bahwa aksi percobaan bom bunuh diri di Gereja Santo Yoseph, Medan, Minggu (28/8) menunjukkan intelijen telah kecolongan. Sebab, aksi itu mestinya sudah bisa diantisipasi.
"Seharusnya aksi teror ini diantisipasi oleh pihak intelijen secara dini, tetapi tidak. Ini merupakan aksi kecolongan menurut saya. Apalagi masuk dalam rumah ibadah dan ini salah satu kelemahan," kata Sudding di kompleks Parlemen Jakarta, Senin (29/8).
BACA JUGA: Ingat, Jangan Sampai Pelaku Bom Medan Mati di Tahanan
Politikus Hanura itu bahkan menilai program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah belum efektif. Sebab, teror masih saja terjadi.
Karena itu melalui revisi Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang sedang berjalan di DPR, Sudding mendorong adanya ketentuan tentang penanganan aksi terorisme secara secara masif oleh semua lembaga negara sesuai peran masing-masing. Ia menegaskan, perlu ada kebersamaan dalam menangani terorisme.
BACA JUGA: KPK Garap Politikus PAN Tersangka Suap Proyek Jalan
“Tidak boleh mengedepankan ego sektoral. Tapi bagaimana melihat aksi teror ini ancaman bagi kedaulatan bangsa dan harus ditangani secara serius," pungkas anak buah Wiranto di Hanura itu.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Beginilah Kesaksian Dokter Pemberi Pertolongan Pertama ke Mirna
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asyik, Tamu PATA Travel Mart 2016 akan Disuguhi Atraksi Budaya di TMII
Redaktur : Tim Redaksi