Anak Ini Bolos Sekolah Demi Bantu Orang Tua di Kebun

Rabu, 01 Maret 2017 – 07:00 WIB
Mohammad David yang bekerja membantu ayahnya. Foto: Pojokpitu/JPG

jpnn.com - jpnn.com - Kemiskinan yang melilit memaksa Mohammad David, bocah kelas lima SD di Kabupaten Tuban, bolos sekolah demi membantu orang tuanya panen jagung.

Putra dari Tarsani (62), di Desa Kapu, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban itu ikut sibuk saat musim panen jagung.

BACA JUGA: Tolong..Balita Kecil ini Tak Bisa Berobat karena Miskin

Maklum, keluarga miskin ini harus bekerja ekstra keras demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Tak cukup hanya memetik hasil panen. Tarsani dibantu anak pertamanya, David harus mengusung 15 kwintal jagung dari ladang sejauh 5 kilometer.

Pekerjaan berat ini hanya dilakukan berdua. Sementara sang istri, Saripah, disibukkan menjaga si bungsu Khoirul Umam yang baru berusia 4 tahun.

Pekerjaan ini tidak mungkin bisa dilakukan Tarsani seorang diri.

Karenanya, David terpaksa membolos sekolah. Pengorbanan ini dilakukan setiap musim panen, demi meringankan pekerjaan orang tuanya.

Proses panen biasanya berlangsung selama dua sampai tiga hari. Dimulai dengan memetik jagung di ladang, mengusung hasil panen ke rumah, lalu proses penjemuran.

Sehingga selama itu pula, David harus meninggalkan proses belajar di sekolah.

Meski demikian siswa SDN Kapu 2 ini tetap menyempatkan belajar mandiri.

Di sela-sela kesibukannya membantu orang tua, David meluangkan waktu membaca buku pelajaran

Tidak heran, David ternyata tergolong siswa berprestasi dan mampu meraih peringkat 2 di kelasnya.

"Sebenarnya bapak tidak meminta saya membolos untuk membantu panen, tap saya tidak tega membiarkan bapak sudah tua bekerja sendirian," kata David.

Keluarga David tinggal dalam rumah sempit yang sekaligus digunakan sebagai gudang jagung.

Dinding rumah dibuat dari bambu dan anyaman daun jati serta beralas tanah.

Sementara lokasi tanah tempat rumah berdiri berstatus milik Perhutani.

Menurut Ahmad Solikin perangkat desa setempat, keluarga miskin ini telah mendapat legalitas sebagai warga Desa Kapu.

Namun, mereka belum pernah merasakan program bantuan pemerintah bagi warga miskin, seperti PKH dan lain sebagainya. (pul/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler