Anak Krakatau Batuk, 100 Jalur Evakuasi Disiapkan

Selasa, 04 September 2012 – 14:05 WIB
KALIANDA - Gunung Anak Krakatau (GAK) kembali menunjukan aktivitasnya.  Anak gunung berapi yang berada di perairan Sulat Sunda itu “batuk-batuk” dengan mengeluarkan larva pijar.

Sayangnya, pos pemantau GAK yang  berada di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan (Lamsel), sejak pukul 16.25 wib (2/9), tidak dapat mengamati aktivitas anak gunung berapi itu.

Pasalnya, alat pendeteksi gempa yang dipasang di sekitar GAK yang berfungsi menghubungkan ke alat Seismograph yang berada di Desa Hargo Pancuran rusak dan tak berfungsi.

“Saat ini kami tidak dapat memantau aktivitas kegempaannya. Kerusakan pada alat pendeteksi gempa itu mengakibatkan seismograph kami tak berfungsi pula,”terang Kepala Pos pemantau GAK Desa Hargupancoran, Andi Suwardi kepada Radar Lampung (Grup JPNN).

Namun, secara visual anak gunung berapai yang pernah meletus tahun 1883 itu tertutup asap tebal. Ia mengaku tidakmengetahui secara pasti penyebab kerusakan alat itu. Namun diperkirakan rusak lantaran terkena material yang dikeluarkan GAK.

Andi mengaku, tidak dapat berbuat banyak dengan kerusakan alat pendeteksi gempa itu. Sebab menurutnya, alat itu baru dapat diperbaiki setelah aktivitas GAK mereda.

Namun demikian, menegaskan saat ini status GAK masih berada di status waspada.  Sampa saat ini, belum ada perubahan status terhadap GAK dari  Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung.

Ia mengimbau, masyarakat atau wisatawan sementara untuyk tidak mendekat GAK pada radius 2 hingga 3 kilo meter (KM). “Masyarakat tidak perlu panic. Namun tetap waspada,”ujarnya.

Sementara , berdasarkan pantauan sehari sebelumnya (2/9) hingga pukul 16.24 telah terjadi 45 kali letusan dan kegempaan. Dengan perincian, 18 kali gempa tremor, 19 kali gempa vulkanik dangkal, 2 kali gempa vulkanik dalam dan 7 kali embusan uap panas.

Menurutnya, ketinggian larva pijar yang dikeluarkan GAK saat ini  mencapai 200-300 meter. Pria berambut ikal itu juga  menjelaskan, status waspada pada GAK telah ditetapkan sejak akhir Januari  2012 ini.  Sebelumnya, status GAK siaga  atau level III. Karena saat itu, aktivitasnya mencapai 6 hingga 7 ribu kali letusan dan kegempaan dalam satu hari.

“PVMBG Bandung menurunkan status GAK dari Siaga (level III) menjadi waspada (level II) sejak 26 Januari lalu. Penurunan status ini dikarenakan kegempaan vulkanik di GAK jauh berkurang sejak meningkat pada November 2011 lalu," ungkapnya.

Disinggung soal, debu anak Krakatau menurutnya bias saja sampai Bandar Lampung. Sebab, debu yang dimuntahkan dari mulut GAK itu akan mengikuti arah angin.
“Kalau untuk pesisir Rajabasa dan Kalianda bersih dari debu anak krakatau, karena angin tidak bertiup kemari, melainkan kearah timur laut. Jadi bisa saja debu anak Krakatau sampai ke Padangcermin, Pesawaran," terangnya.

Sementara, pemkab Lamsel melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengaku jauh hari sebelumnya telah menyiapkan sebanyak 100 titik jalur evakuasi di tujuh kecamatan.  Ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk terjadinya tsunami dari aktivitas GAK. Titik jalur evakuasi itu berada di Kecamatan Sragi, Ketapang, Kalianda, Rajabasa, Bakauheni, Katibung dan Sidomulyo.

Sayangnya, ia tidak merinci jumlah titik evakuasi dari masing-masing kecamatan. Ia hanya mengatakan jumlah bervariasi mulai dari 5 titik hingga lebih dari 10 titik.
“Kalau rincianya saya lupa. Namun setiap jalur evakuasi dapat menampung sekitar 1000 jiwa, “terang Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lamsel, Bambang Susiyanto,SE.

Dijelaskannya, lokasi tempat evakuasi itu berada diatas ketinggian 100 meter dari permukaan air. Sejauh ini, pihaknya juga telah memberikan imbauan kepada masyarakat terutama yang berada di bibir pantai agar tetap waspada dan dilarang untuk mendekat dengan GAK radius 3 kilometer.

“Melalui 54 posko yang tersebar di 7 kecamatan, petugas operator juga telah memberikan imbauan kepada warga. Sehingga, jika kemungikinan terburuk terjadi warga telah mengetahui jalur evakausi di masing-masing kecamatan. Yang jelas, warga jangan panic tetap melakukan aktivitas seperti biasa setiapa hari,”pungkasnya. (dur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konflik Pakualaman Urusan Internal

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler