Saat Latifa Wardiani, 22 tahun, menerima sebuah pesan dari nomor WhatsApp yang tidak dikenal, ia langsung curiga.

Pengirim pesan menggunakan foto profil seorang pria muda, tampak berusia awal 20-an, sedang berpose di depan sebuah mobil.

BACA JUGA: Prabowo Setelah 100 Hari: Makin Berjarak dengan Jokowi?

Ifa, nama panggilan Latifa, mengira pria tersebut berasal "dari kota besar."

Ia memperkenalkan dirinya sebagai "Kai."

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: PM Israel Ancam Hentikan Gencatan Senjata

"Kai" mengaku mendapatkan nomor telepon Ifa dari sebuah grup yang pernah jalan-jalan bersama.

Tapi Ifa merasa ada yang janggal.

BACA JUGA: Kaum Muda Australia Lebih Memilih Tidak ke Dokter

"Saya tipe orang yang tinggal di rumah. Saya sangat sibuk bekerja ... bagaimana mungkin bisa berada di sebuah grup travel?" kata Ifa.

Meskipun awalnya curiga, mereka terus lanjut mengobrol hingga nada pesan "Kai" berubah menjadi agak genit.

"Ia mengatakan saya sangat cantik," kata Ifa.

"Lalu ia menanyakan pekerjaan saya. Ketika saya bilang saya guru TK, dia menjawab, 'oh, kamu pasti sangat pandai mengasuh anak-anak. Itu artinya kamu akan menjadi ibu yang hebat bagi anak-anak kita'."

Saat itu Ifa langsung kesal. Ia tidak suka dengan sikap "Kai" yang terlalu agresif, terutama karena mereka baru saja bertemu.

"Kai" tiba-tiba bertanya apakah dia suka teh 'matcha' dan menawarkan untuk membelikannya.

Ifa memang suka matcha, tetapi hanya teman dan keluarga terdekatnya yang juga tahu soal ini, termasuk tunangannya El Qodri Imamul Muttaqien.

Tiba-tiba semuanya menjadi jelas.

El Qodri dan Ifa sudah menjalani hubungan jarak jauh sejak Agustus dan bertunangan pada November.

Namun sejak saat itu, El Qodri khawatir kalau Ifa mungkin akan selingkuh karena jarak yang memisahkan mereka.

"Tunangan saya agak sensitif dan posesif … Saya rasa ia khawatir saya enggak akan setia," katanya.

Percaya pada instingnya, Ifa langsung bertanya kepada El Qodri, apakah ia ada hubungannya dengan "Kai."

Saat itulah El Qodri mengaku telah menggunakan jasa "tes kesetiaan", membayar layanan daring yang mempekerjakan "Kai" untuk menghubungi Ifa dan menggodanya untuk menguji kesetiaannya.

Minat untuk menggunakan layanan ini sepertinya sedang meningkat di Indonesia, setidaknya seperti yang ramai dibicarakan di jejaring sosial.Tes 'agak terlalu ekstrem'

El Qodri mengatakan ia menjadi lebih posesif kepada Ifa saat hubungan mereka semakin serius.

"Saya mudah cemburu, terutama jika menyangkut seseorang yang dekat dengan saya," katanya.

Jadi ketika ia menemukan layanan yang dapat menguji kesetiaan pasangan, rasa ingin tahunya menjadi besar dan ia ingin melihat bagaimana reaksi Ifa.

Satu agensi menawarkan tes kesetiaan selama sehari dengan biaya sekitar Rp17.000.

Ada juga pilihan yang paling mahal, yakni tes kesetiaan selama lima hari, dengan harga Rp72.000.

Pelanggan juga dapat memilih cara menggoda pasangan yang jadi target; mulai dari teks menggoda, panggilan larut malam, hingga bertemu langsung.

Setelah memesan layanan tes kesetiaan, agen memilih seseorang untuk mendekati pasangan.

Orang tersebut kemudian akan menggoda target sesuai pesanan, yang reaksinya dilaporkan kembali ke klien.

Psikolog klinis Zoya Amirin memperingatkan tes kesetiaan bukanlah cara terbaik untuk mengatasi emosi seperti kecemburuan dan merupakan cara yang "agak terlalu ekstrem" untuk menguji kesetiaan seseorang.

"Layanan ini memanjakan sifat-sifat negatif, seperti rasa tidak aman," kata Zoya, yang juga pakar psikologi cinta dan seks.

Ia mengatakan tes kesetiaan malah akan membuat hubungan yang tidak saling menghormati dan tidak etis.

"Suatu hubungan menjadi etis jika ada rasa hormat, kejujuran, persetujuan, kepercayaan, komunikasi, kecerdasan emosional, dan akuntabilitas," katanya.'Menunjukkan aslinya'

Rini Larasati penasaran seberapa setia pacarnya yang sudah menjalin hubungan selama empat tahun.

Pacarnya, Dava, dulu pernah selingkuh, tetapi berjanji untuk berubah.

"Saya ingin tahu apakah ia benar-benar selingkuh … jadi saya pesan jasa [tes kesetiaan]," kata Rini.

Ia lalu menyusun rencana: agen yang disewa akan berpura-pura menjadi mantan pacar Dava.

Agen itu mengunggah foto mantan pacar Dava ke nomor WhatsApp, dan mengiriminya pesan.

Awalnya, percakapan mereka santai, sekadar bertukar cerita tentang kehidupan.

Namun, ketika agen bertanya apakah ia sedang menjalin hubungan, Dava berkata tidak.

Rini patah hati.

"Sakit … akhir-akhir ini semuanya baik-baik saja, dan saya percaya padanya," katanya.

Beberapa hari kemudian, Rini mengakhiri hubungan itu, tetapi ia masih jalan dengan Dava.

Keduanya saat ini tidak memiliki status tertentu untuk hubungan yang dijalin.

Tapi Rini merasa tes kesetiaan telah memberinya kejelasan.

"Itu menunjukkan aslinya, ia mungkin tidak akan pernah berubah," katanya.

Rini juga mengaku tidak akan ragu untuk menggunakan tes kesetiaan lagi.

"Saya akan merekomendasikannya kepada siapa pun yang sedang menjalin hubungan. Itu sangat membantu," katanya.'Cinta sejati butuh waktu'

Zoya mengatakan tes kesetiaan tidak selalu memberikan jawaban yang jelas tentang kesetiaan pasangan.

Ia juga mempertanyakan apakah "keberhasilan" tes kesetiaan bisa diukur, atau apakah tes tersebut dapat dilewati.

"Jika pasangan Anda merespon [godaan di tes kesetiaan], apakah otomatis artinya mereka selingkuh?

"Jika mereka malah menertawakannya, apa artinya?"

Sebaliknya, Zoya menekankan pentingnya komunikasi terbuka jika ada kekhawatiran tentang perselingkuhan, serta menetapkan batasan dalam hubungan.

"Salah satu cara terbaik untuk mempertahankan kesetiaan adalah dengan benar-benar membicarakan batasan Anda. Jangan berasumsi pasangan Anda mengetahuinya," katanya.

Bagi pasangan yang merencanakan masa depan jangka panjang bersama, Zoya menyarankan untuk melakukan percakapan jujur ??ketimbang melakukan tes kesetiaan.

"Ketidaknyamanan dalam suatu hubungan adalah hal yang wajar, tetapi cara paling sehat untuk mengatasinya adalah dengan membahas ketidaknyamanan tersebut, bukan mencari 'jebakan'," katanya.

Zoya mendorong pasangan untuk saling berbicara tentang ketakutan dan rasa tidak aman, dan membicarakan kecemburuan.

"Cinta sejati membutuhkan waktu. Ini adalah proses yang terus-menerus untuk saling mengenal, memahami satu sama lain."

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cupcake Bentuk Bunga Ini Bisa Jadi Hadiah untuk Orang Tersayang di Valentines Day

Berita Terkait