jpnn.com - JAKARTA -- Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya meminta keterangan terhadap tujuh anak yang diduga dianiaya di Panti Asuhan Bayi dan Anak milik Chemy Watulingas alias Panti Asuhan Samuel di Sektor 6 Blok GC 10 Nomor 1, Kelapa Dua, Tangerang, Banten.
"Pada hari ini, Senin 24 Februari 2014, tujuh orang anak tersebut dilakukan pemeriksaan BAP di Renakhta Ditreskrimum Polda Metro Jaya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Senin (24/2).
BACA JUGA: Kasus Penyekapan Karyawan Dimsum Festival Tetap Jalan
Menurutnya, pada Jumat pekan lalu ketujuh anak panti asuhan yang diduga dianiaya itu sudah divisum. "Pada hari Jumat lalu sudah dilakukan visum et repertum," ungkap Rikwanto.
Dijelaskan Rikwanto, kasus ini berawal dari laporan Gading Satria Nainggolan, nomor: Lp/139/II/2014/Bareskrim tanggal 10 Februari 2014 kemudian dilimpahkan ke Ditreskrimum Polda Metro Jaya atau Renakhta pada 19 Februari 2014.
BACA JUGA: Rampas Mobil Fortuner Pakai Bahasa Isyarat
Dijelaskan, penyidik pada Jumat pekan lalu sudah melakukan pengecekan ke Yayasan Kasih Sayang Bunda, Panti Asuhan Bayi dan Anak milik Chemy Watulingas SH alias Samuel.
Pada awalnya, kata dia, panti itu diketahui berada di Jalan Kelapa Gading Barat Blok AG 15 nomor 1 RT 12 RW 02 Kelurahan Pakulonan Barat, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten.
BACA JUGA: Bom Graha Pena Diduga Bom Pipa
Namun, lanjut Rikwanto, setelah tiba di alamat tersebut ternyata sudah dua minggu pindah ke alamat yang baru. Yakni di sektor 6 Blok GC 10 nomor 1 Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
"Adapun melakukan pengecekan bersama dengan pelapor yang telah melaporkan kasus dugaan tindak pidana penelantaran atau diskriminasi terhadap anak pasal 77 dan 80 Undang-undang tahun 2003 tentang Perlindungan Anak," paparnya.
Sedangkan salah satu pengacara Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saroon Jhon Situmeang mengatakan , pemeriksaan dilakukan sejak pukul 12.00 hingga 16.00.
Menurut Jhon, adan enam orang anak yang dimintai keterangan di Polda Metro Jaya. Yakni, berinisial J (12), Y (13), YE (14), LA (17), JJ (9), YA (13). "Masih ada lagi namun di tempat yang kami rahasiakan," kata Jhon, usai mendampingi anak-anak menjalani pemeriksaan.
Menurut Jhon, anak-anak tersebut lancar memberikan keterangan kepada penyidik. Jhon menambahkan, para korban menceritakan perlakuan tak wajar yang dialami, seperti dipukul pakai sapu, gesper, selang, sandal dan hanya diberi makanan mie instan. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolda Duga Pelaku Bom Graha Pena Sengaja Tak Incar Korban
Redaktur : Tim Redaksi