Anak Perlu Dukungan Psikososial dalam Menghadapi Situasi Wabah Covid-19

Senin, 18 Mei 2020 – 19:00 WIB
Ilustrasi belajar di rumah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anak usia dini menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terdampak pandemic Covid-19, tidak hanya risiko fisik tertular virus, tetapi juga secara psikologis.

Diterapkannya pembatasan sosial berskala besar membawa konsekuensi terhadap tutupnya sekolah, anak harus tinggal di rumah, tidak bisa bertemu teman-teman, dan tidak bisa bermain di luar ruangan.

BACA JUGA: Hasil Survei: Di Rumah Ortu Marah-marah, Anak Kangen Teman Sekolah

Kondisi tersebut sangat berpotensi menimbulkan stres pada anak sehingga memengaruhi perilaku, mental, dan aktivitas sosial mereka.

Lalu bagaimana menyelamatkan anak- anak dari dampak psikosial psikososial ini? Hal ini menjadi bahasan Webinar “Menjaga dan Mengembangkan Aspek Psikosial Psikososial Anak Usia Dini dalam Situasi Covid-19” yang diselenggarakan Tanoto Foundation bekerja sama dengan Koalisi PAUD HI Nasional, Universitas Al
Azhar Indonesia, dan Pusat Informasi dan Pelayanan Anak Usia Dini, Senin (18/5).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Anggota TNI Dibunuh, Pesan Habib Rizieq, Indonesia jadi Neraka

Ada enam pembicara dalam webinar ini, yaitu Nurfadilah Psikolog dan Dosen PG PAUD Universitas Al Azhar Indonesia; Nindyah Rengganis, Direktur Early Childhood Care and Development Resource Center; Fitriani Herarti, Spesialis Perkembangan Anak ChildFund International di Indonesia; Eka Hidayati, Ketua II Bidang Kemitraan dan Kerja Sama Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia; Dr. dr. Fidiansjah, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kemenkes RI; dan Dr. Femmy Eka Kartika Putri, Asisten Deputi PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Masyarakat Kemenko PMK.

Masing-masing pembicara memaparkan pentingnya menjaga lingkungan dalam menjaga anak untuk tetap aman dan nyaman di masa pandemi Covid-19 ini.

BACA JUGA: Kiat Mengajarkan Anak Berempati

Orang tua sebagai lingkungan terdekat, punya peran penting dalam menjaga pengasuhan tetap berkualitas.

Penting untuk diingat, dalam kondisi seperti ini, orang tua tidak stres terlebih dahulu sehingga mereka bisa memenuhi hak-hak pengasuhan anak usia dini dengan baik.

Kreativitas orang tua dalam berinteraksi juga mempengaruhi mental anak-anak untuk tetap ceria dan mau bergaul dengan orang-orang di sekitarnya. Orang tua
juga didorong untuk menggunakan kata-kata positif dalam menjelaskan situasi terkait pandemi, sehingga anak tidak merasa stres karena tidak aman.

Lingkungan berikutnya adalah sekolah, di mana guru sebagai lingkungan paling dekat di luar orang tua berperan penting dalam menjaga psikososial anak. Perlunya guru tetap hadir menyapa melalui media daring membuat anak merasa terus diperhatikan.

Guru harus terus menjalankan perannya secara profesional, personal dan sosial. Di sini guru dituntut untuk adaptif dalam mengantarkan materi edukasi dan stimulasi terhadap anak usia dini dengan memanfaatkan teknologi.

Dukungan untuk psikosial psikososial anak selanjutnya adalah dari masyarakat. Seiring mudahnya akses informasi, masyarakat luas memiliki peran untuk menyebarkan informasi posistif terkait Covid- 19.

Informasi yang salah turut mempengaruhi psikologis orang tua dan pengasuh, hingga pada akhirnya berdampak pada pengasuhan anak.

Peran berikutnya diemban oleh pemerintah sebagai otoritas pembuat kebijakan terkait penanganan dampak psikososial akibat pandemi Covid-19.

Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah meluncurkan Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Covid-19 sebagai pedoman bagi seluruh tenaga kesehatan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan melibatkan masyarakat selaku pekerja sosial dan pasien, keluarga pasien dan komunitas di sekitarnya.

Adanya sinergi yang baik dari orang tua, sekolah atau guru, masyarakat, dan pemerintah, diharapkan bisa meminimalkan dampak pandemi, juga bisa menjaga dan mengembangkan aspek psikososial bagi bagi anak usia dini. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler