Anak Perusahaan Pertamina Gandeng BP Kembangkan Potensi Amonia Biru di Teluk Bintuni

Kamis, 21 September 2023 – 09:55 WIB
BP Berau Ltd (bp) dan PT Kilang Pertamina Internasional (Pertamina) menandatangani kontrak kerja sama atau MoU dalam mendukung pengembangan amonia biru di Teluk Bintani, Papua Barat yang berlangsung pada Forum Minyak & Gas Indonesia (IOG) 2023 di Nusa Dua, Bali, 20-22 September. Foto: Dokumentasi Humas Pertamina

jpnn.com, NUSA DUA - BP Berau Ltd (bp) dan PT Kilang Pertamina Internasional (Pertamina) menandatangani kontrak kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam mendukung pengembangan amonia biru di Teluk Bintani, Papua Barat.

Acara penandatanganan MoU dilaksanakan pada Forum Minyak & Gas Indonesia (IOG) 2023 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, 20-22 September.

BACA JUGA: Ternyata Ini Tujuan Pertamina Promosikan Puluhan UKM di China ASEAN Expo 2023

Dalam kerja sama ini, Pertamina akan melakukan studi mengenai potensi gas dan injeksi CO2 di Tangguh.

BP Berau Ltd (bp) merupakan operator Tangguh yang bertindak atas nama Kontraktor Kontrak Kerja sama Bagi Hasil (PSC) Tangguh.

BACA JUGA: Membanggakan! Pertamina NRE Raih Peringkat ESG Rating Terbaik ke-3 Dunia

PSC tersebut terdiri dari bp dan afiliasinya di Tangguh, MI Berau B.V., CNOOC Muturi Limited., Nippon Oil Exploration (Berau), Limited, KG Berau Petroleum Ltd., Indonesia Natural Gas Resources Muturi, Inc. dan KG Wiriagar Petroleum Ltd.

Sementara itu, studi yang dilakukan Pertamina bertujuan mendukung potensi pertumbuhan dalam industri petrokimia, khususnya di Papua Barat sebagai upaya untuk membantu meningkatkan ekonomi lokal.

BACA JUGA: Desa Energi Berdikari Pertamina Terus Bertambah, Kini Ada 58 Lokasi di Indonesia

MoU ini juga membuka jalan bagi bp dan Pertamina dalam mendukung transisi energi dengan menyediakan produk energi bersih melalui Tangguh CCUS.

Proyek Tangguh CCUS yang dilakukan oleh bp telah mendapatkan persetujuan Plan of Development dari pemerintah Indonesia pada 2021, dengan pekerjaan FEED yang sedang berlangsung dan rencana persetujuan proyek dalam waktu dekat.

Tangguh berada pada posisi yang tepat dan memiliki potensi untuk menjadi pusat CCS pertama di negara ini bagi penghasil emisi, baik domestik maupun internasional.

Saat ini, Pertamina sedang mempelajari peluang untuk mengoptimalkan potensi pasokan gas di Teluk Bintuni, Papua Barat, serta memanfaatkan Tangguh CCUS untuk memproduksi amonia biru, sebagai salah satu alternatif energi bersih untuk masa depan.

Upaya kolaboratif ini dapat menjadi terobosan dalam membuka jalan untuk memproduksi energi bersih dari negara ini.

"Sebagai perusahaan energi yang telah beroperasi di Indonesia lebih dari lima dekade, kami dengan bangga mendukung Pertamina dan pemerintah Indonesia dalam agenda net zero melalui potensi pasokan gas dan injeksi CO2 di Tangguh," kata Kathy Wu, bp Regional President Asia Pacific, Gas & Low Carbon Energy.

MoU ini, kata Kathy Wu menandakan kerja sama strategis pihak bp dengan Pertamina.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman menegaskan pihaknya berkomitmen menyelesaikan Trilema Energi dengan menyediakan energi yang tidak hanya mencukupi dan terjangkau, tetapi juga berkelanjutan bagi negara dengan agresif mengeksplorasi energi bersih alternatif baru.

Hal itu termasuk amonia biru, yang merupakan salah satu pendorong utama produksi listrik bersih dengan co-firing.

Taufik Aditiyawarman menyampaikan sebagai pelaku usaha bidang refinery dan petrokimia hilir, kolaborasi PT KPI dengan perusahaan hulu minyak dan gas untuk membawa teknologi CCS adalah faktor penting dalam mencapai sertifikasi Biru dengan mengurangi lebih dari 70 persen emisi CO2 dari proses produksi Amonia.

"MoU ini merupakan awal dari upaya kolaboratif antara Pertamina dan bp untuk mendukung agenda net zero yang telah menjadi komitmen penting pemerintah Indonesia," ujar Taufik Aditiyawarman.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mendukung inisiasi kolaborasi KPI ini, karena dapat berkontribusi pada pengembangan energi transisi baik Pertamina dan Indonesia.

"Ini menjadi langkah penting bagi pengembangan energi transisi, selain menjaga ketahanan energi nasional, Pertamina memiliki peran untuk menjadi leader dalam mendukung target net zero emission," tegas Fadjar.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).

Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Tentang bp Indonesia

Semua bisnis bp memiliki jejak di sini, dengan Tangguh LNG sebagai produsen gas terbesar di negara ini, Castrol dalam bidang pelumas, perdagangan, sementara juga berkembang sebagai pemain baru dalam bahan bakar ritel dan aviasi, dengan total investasi sekitar USD 15 miliar hingga saat ini.

Di Papua Barat, kehadiran bp mencakup Tangguh LNG, sumur-sumur lepas pantai, dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Tangguh merupakan produsen gas terbesar di Indonesia, berkontribusi sekitar 20 persen dari produksi gas nasional, dengan total investasi sampai saat ini sekitar USD 10 miliar.

Setelah Train 3 beroperasi penuh, Tangguh akan berkontribusi sekitar 35 persen dari produksi nasional.

Tentang KPI

PT Kilang Pertamina Internasional adalah anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero) dan menjalankan bisnis utama di pengolahan minyak dan petrokimia berdasarkan prinsip-prinsip ESG (Lingkungan, Sosial & Tata Kelola).

PT KPI juga telah terdaftar di United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal UNGC dalam strategi operasional dan implementasi aspek-aspek ESG.

PT KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara profesional untuk mewujudkan visinya sebagai perusahaan kilang minyak dan petrokimia kelas dunia yang peduli terhadap lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan memiliki tata kelola perusahaan yang baik. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler