jpnn.com, KARANGANYAR - Alan Kailey, seorang anak petani asal Desa Lor, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, berhasil mewujudkan mimpi menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara atau TNI AU.
Anak bungsu dari lima bersaudara itu setelah mendaftarkan diri dan menyandang pangkat prajurit dua terpilih menjadi siswa terbaik Sekolah Pertama Tamtama Prajurit Karier Angkatan Ke-81, dalam upacara militer penutupan pendidikan pelantikan, dan penyumpahan 490 prada TNI AU di Lapangan Dirgantara Lanud Adi Soemarmo, Karanganyar, Jumat.
BACA JUGA: Anak Tukang Parkir Meraih Adhi Makayasa AAL, Rumahnya Langsung Dibedah TNI AL
Prada Alan Kailey merasa sangat bangga dan bersyukur terpilih menjadi siswa terbaik, setelah enam kali mendaftarkan diri sebagai anggota TNI.
Yakni, empat kali mendaftar di TNI Angkatan Darat dan dua kali TNI AU.
BACA JUGA: Inilah 5 Pati TNI AU Penerima Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama
"Akhirnya mimpi saya bisa terwujud," kata Prada Alan Kailey.
Prada Alan Kailey tidak lupa berterima kasih kepada orang tua yang selama ini telah memberikan motivasi, bimbingan, dan mendorongnya untuk menjadi TNI AU.
Upacara militer dipimpin Komandan Kodiklatau Marsekal Madya TNI Tatang Harlyansyah dilaksanakan secara terbatas dan ditayangkan live streaming oleh Airmen TV Dispenau guna antisipasi penyebaran Covid-19.
Usai upacara, dilanjutkan demo ketangkasan oleh mantan siswa Semata A-81 yang telah menempuh pendidikan selama 5 bulan di Skadron Pendidikan 404 Lanud Adi Soemarmo.
Upacara penutupan dan pelantikan ini juga dihadiri Komandan Lanud Adi Soemarmo Marsekal Pertama TNI Agus Setiawan, Dandepohar 50 Kolonel Lek Hadi Siswoyo, dan para pejabat Lanud Adi Soemarmo.
Tatang Harlyansyah mengingatkan kepada para prajurit untuk menjadikan momen pelantikan itu sebagai langkah awal menuju keberhasilan dalam melaksanakan pengabdian kepada nusa dan bangsa melalui TNI AU.
Dia berpesan kepada mereka untuk menjadi seorang prajurit yang berdedikasi, disiplin, loyal, patuh, dan taat kepada pimpinan, serta selalu mengedepankan kepentingan dinas di atas kepentingan pribadi.
"Terjadinya perubahan status sipil menjadi militer, membawa konsekuensi yang tidak boleh diabaikan karena sudah pasti penuh risiko dan tantangan," ujarnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy