jpnn.com, JAKARTA - Anak susah makan atau pilih-pilih makanan rupanya dipengaruhi oleh kebiasaan ibunya pada saat hamil dan menyusui.
Ketua Pokja Antropometri Kementerian Kesehatan dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi & Penyakit Metabolik RSCM Prof. dr. Damayanti R Sjarif, Sp.A(K) mengatakan saat, berada dalam kandungan, sang anak mengkonsumsi makanan yang sama dengan ibunya.
BACA JUGA: Bunda Sulit Membangunkan si Buah Hati untuk Sahur? Coba, Ini Kiat dari Psikolog Keluarga
Begitu juga pada saat pemberian ASI, apa pun yang dimakan ibu, akan dirasakan juga oleh bayinya.
"Anda sudah mendidik anak makan dari hamil, waktu menyusui ibu makan apa si anak juga ngerasin. Kalau mamanya enggak pilih-pilih, anaknya juga," kata Prof Damayanti belum lama ini.
BACA JUGA: Banyak Susu Formula Mengandung Gula, Lebih Baik Lanjut Beri ASI
Nyatanya, selama masa kehamilan dan menyusui, orang tua bisa memperkenalkan berbagai makanan, dengan harapan kemudian hari si kecil dapat menyukai jenis makanan apa pun yang diberikan.
"Saya perhatikan yang anaknya susah makan itu, saya tanya pada ibunya waktu hamil muntah-muntah apa tidak? Kalau iya, ya wajar karena bayinya engak kenal makanan, kalau dikenalkan dari hamil anaknya enggak akan rewel," ujar Prof Damayanti.
BACA JUGA: Gempar di Jalan Ahmad Yani Surabaya Sabtu Dini Hari, Pemilik Tas Sudah Dibawa ke Polsek
Pada saat anak memasuki masa makanan pendamping air susu ibu (MPASI), sebaiknya juga diberi makanan rumahan seperti yang disantap oleh keluarga.
Prof Damayanti tidak menyarankan bayi diberi makanan dari satu jenis bahan saja apalagi yang mengandung lebih banyak tepung.
"Makanan berikan yang sama seperti orang rumah tapi teksturnya saja yang dibedakan. Kalau MPASI kan bisa diblender dulu, dihaluskan jadi enggak perlu lagi makanan yang harus dimasak-masak khusus gitu," ujar Prof. Damayanti.
Konsultan Nutrisi & Penyakit Metabolik Anak FKUI-RSCM dr. Titis Prawitasari, Sp.A (K) menjelaskan, MPASI paling tepat mulai diberikan kepada anak ketika air susu ibu sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan si kecil, maksimal ketika anak berusia enam bulan.
Dia mengatakan, ASI sebetulnya cukup memenuhi kebutuhan anak selama enam bulan dan itu bisa dilihat dari indikator tumbuh kembang yang baik.
Namun dokter menilai ASI sudah tidak memenuhi kebutuhan anak meski belum genap enam bulan, makanan pendamping boleh diberikan.
Jika MPASI tak kunjung diberikan ketika bayi sudah lebih dari enam bulan maka bayi kekurangan sekira 200 kalori untuk kebutuhan hariannya.
Tanda anak sudah siap mendapat asupan gizi di luar ASI salah satunya adalah kemampuan untuk menegakkan kepala, sehingga dia sudah mampu menopang dada ketika didudukkan.
Kemudian, refleks menjulurkan lidah ketika ada makanan di mulut (ekstrusi) sudah berkurang.
Anak juga dianggap sudah siap ketika bersemangat saat melihat makanan, serta mampu meraih dan memasukkan apa saja ke dalam mulut. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Soetomo