jpnn.com, JAKARTA - Head of Research PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma membagikan pandangan soal saham yang layak dikoleksi dan berprospek baik ke depan.
Menurut dia, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) layak dikoleksi seiring dengan kehadiran dan prospek dari holding BUMN Ultra Mikro (UMi).
BACA JUGA: Pengamat Pasar Modal Beberkan Risiko Suspensi Saham Terlalu Lama
"Diperkirakan akan membuat saham BBRI semakin solid," ungkap Suria dikutip dari Antara, Senin (6/9).
Menurut dia, investor bakal tertarik akan kinerja fundamental ketiga perseroan yang kokoh, bahkan sebelum holding terbentuk.
BACA JUGA: Olymp Trade Luncurkan Perdagangan Harga Saham, Apa Saja yang Ditawarkan?
Suria menyebut pascaholding, biaya dana atau cost of fund akan bisa ditekan menjadi lebih rendah karena ketiga perusahaan kini menjadi satu ekosistem. Dengan demikian, kemungkinan laba bersih konsolidasian BRI akan meningkat sebagai induknya.
"Investor melihat kinerja fundamental yang positif tersebut. Jadi kinerja itu akan tetap baik. Jadi saya pikir secara jangka panjang masih cukup optimistis dengan saham BRI karena beberapa kelebihannya yang tidak dimiliki oleh bank lain," ujar Suria.
BACA JUGA: Sejumlah Analis Rekomendasikan Beli Saham BTN dengan Target Price Rp2.600
Senada, analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada berpendapat investor memiliki keyakinan terhadap prospek bisnis holding BUMN UMi.
Pasalnya, BRI berperan sebagai induk memperkuat ekosistem usaha UMi bersama Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM).
Hal itu memberikan kepastian prospek bisnis jangka panjang kepada investor dan membuat saham BBRI semakin layak dikoleksi.
Bahkan Reza menjamin harga saham BBRI saat ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan potensi bisnis yang sangat besar.
"Bagaimana pun, kinerja historis dan prospeknya ini sangat besar dan lebih pasti. Holding Ultra Mikro pun akan menambah optimisme investor untuk terus mengapresiasi saham BBRI lebih lanjut. Apalagi harga saham Bank BRI saat ini masih dalam kondisi yang tergolong murah. Potensi peningkatan harganya juga sangat tinggi," ujar Reza.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama BRI Sunarso menjabarkan potensi besar di pasar segmen usaha UMi nasional. Dari data yang dimiliki perseroan, jumlah usaha ultra mikro yang membutuhkan pendanaan tambahan mencapai 45 juta nasabah.
Dari jumlah itu, yang sudah tersentuh lembaga keuangan formal baru sekitar 15 juta nasabah. Rinciannya, bank sekitar 3 juta nasabah, gadai mencapai 3 juta nasabah, group lending 6 juta nasabah, BPR 1,5 juta nasabah, dan 1,5 juta nasabah dilayani fintech.
Adapun sekitar 30 juta nasabah yang belum tersentuh jasa layanan keuangan formal, sekitar 5 juta diantaranya memanfaatkan rentenir. Sekitar 7 juta pinjam ke kerabat, dan sisanya 18 juta belum terlayani sama sekali. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapitalisasi Pasar Saham Syariah Indonesia Mencapai Rp 3.372,2 Triliun, Tetapi...
Redaktur & Reporter : Elvi Robia