Analisa LAPAN soal Hujan Disertai Angin di Depok, Badai Bakal Berlanjut?

Selasa, 28 September 2021 – 20:20 WIB
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengungkap penyebab hujan disertai angin kencang yang terjadi di Depok, Jabar. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Hujan disertai angin melanda Depok, Jawa Barat beberapa waktu terakhir.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengungkap penyebab hujan deras disertai angin kencang tersebut.

BACA JUGA: Badai Hantam Depok, Pohon Tumbang, Gerobak Pedagang Hancur

"Depok menjadi pusat pembentukan badai," ungkap LAPAN seperti dikutip dari situs lapan.go.id, Selasa (28/9).

Masih dilansir dari situs LAPAN, prediksi SADEWA menunjukkan Depok mengalami hujan badai pada 27-28 September.

BACA JUGA: Peringatan Serius, Indonesia Berpotensi Mengalami Badai La Nina Lagi, Siap-Siap

Hal itu karena mekanisme pergerakan ke utara garis konvektif yang tumbuh dengan cepat pada sore hari di sepanjang selatan Jabar.

"Masyarakat diminta waspada karena Depok juga telah memasuki musm hujan pada awal Oktober dengan intensitas 258 mm/10hari berdasarkan KAMAJAYA-PRSTA," ungkap LAPAN.

BACA JUGA: Dihantam Badai Seroja, Keberadaan 2 Kapal Nelayan Ini Masih Misterius

Menurut keterangan resmi LAPAN, hujan badai terjadi pada 21, 24, dan 26 September 2021.

Hujan disertai angin itu umumnya dibangkitkan oleh penghangatan suhu permukaan laut di perairan barat daya Samudra Hindia dekat Jawa Barat (Jabar) dan Sumatra Selatan.

Kondisi ini menyebabkan suplai uap air yang berlimpah.

"Membentuk awan konvektif lokal di kawasan Jawa barat dengan pusat badai skala meso terbentuk di Depok dan sekitarnya," tulis LAPAN.

Kendati demikian, hujan badai di Depok pada 3 hari tersebut erat kaitannya dengan pengaruh lokal.

Hal itu menyebabkan tiga mekanisme badai yang berbeda.

Pada Selasa (21/9), hujan badai terbentuk dari satu sel badai terisolasi yang mulai tumbuh sejak pukul 13.00 WIB.

"Mencapai puncak pada pukul 18.00 WIB," ungkap LAPAN.

Sel tunggal badai yang terkonsentrasi di Jabar ini didukung oleh angin dari selatan yang mengalami pembelokan menjadi angin dari utara menuju Depok dan sekitarnya.

Kemudian, pada Jumat (24/9), hujan deras terjadi dipengaruhi pergerakan garis konveksi yang membentang di pesisir selatan Jabar.

"Pada Minggu (26/9), hujan badai terjadi karena proses penggabungan tiga sel badai di selatan dan utara Jabar menjadi badai skala meso yang terjadi di atas Depok," katanya.

SADEWA dan KAMAJAYA merupakan produk litbang Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer (PRSTA) yang dikembangkan untuk mendukung riset atmosfer dan badan operasional terkait. Adapun untuk mendapatkan informasi resmi mengenai cuaca dapat diperoleh dari BMKG. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
LAPAN   badai   Hujan   hujan badai   Angin Kencang   Depok  

Terpopuler