Dihantam Badai Seroja, Keberadaan 2 Kapal Nelayan Ini Masih Misterius

Kamis, 22 April 2021 – 10:58 WIB
Dua unit kapal nelayan tangkap pole and line di Kota Kupang, NTT, masing-masing KMN Nurul Hikmah dan KMN Addin Akbar yang hilang saat badai siklon Seroja hingga kini belum ditemukan. (ANTARA/HO-HNSI Kota Kupang)

jpnn.com, KUPANG - Keberadaan dua kapal nelayan tangkap di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dihantam badai siklon tropis Seroja pada 2-5 April 2021 lalu, masih misterius.

Menurut Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang, Abdul Wahab Sidin, dua kapal nelayan itu merupakan jenis pole and line.

BACA JUGA: Irjen Rikwanto: Tolong, Ini Demi Keselamatan Bersama

"Dua unit kapal pole and line atau dikenal kapal cakalang yang hilang sampai saat ini yaitu KMN Nurul Hikmah dan KMN Addin Akbar," kata Abdul Wahab Sidin di Kupang, Kamis (22/4).

Dia menjelaskan kedua kapal milik nelayan Nasrin Lahaji di Pelabuhan Perikan Tenua itu hilang akibat badai Seroja saat sedang parkir di sekitar perairan setempat.

BACA JUGA: Kapal Selam Hilang Kontak, DPR Minta TNI dan Bakamla Berkoordinasi Melakukan Pencarian

Saat kejadian, ada sekitar empat anak buah kapal (ABK) yang sedang menjaga kapal tersebut. Beruntung, mereka berhasil diselamatkan oleh nelayan lain dari KMN Dermawan. Sedangkan keberadaan kapalnya masih misterius.

"Kedua kapal diperkirakan tenggelam di sekitar perairan antara Tablolong dan Air Cina, tetapi titiknya tidak diketahui meskipun nelayan sudah melakukan pencarian," Wahab.

BACA JUGA: Heboh Video Bule Begituan di Gunung Batur, Simak Penjelasan Polisi

Hilangnya kedua kapal penangkap ikan itu berimbas terhadap puluhan nelayan di sana.

Para nelayan itu saat ini kehilangan mata pencaharian utama yang selama ini menjadi sumber kehidupan keluarga mereka.

"Kami semua nelayan terutama di Pelabuhan Perikanan Tenau turut merasakan kesedihan mendalam atas musibah ini," ujar Wahab.

Dia berharap para nelayan tersebut mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah kota, provinsi, maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Kami berharap ada bantuan kapal untuk nelayan yang terdampak. Kalau dua unit tidak memungkinkan, paling tidak satu unit demi keberlanjutan hidup mereka," pungkas Wahab. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler