Analisis Arief Poyuono soal Potensi Jokowi Jadi Capres Lagi dan Prabowo Makin Kehilangan Kans

Selasa, 23 Februari 2021 – 06:30 WIB
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono meyakini bila Joko Widodo (Jokowi) bisa maju lagi menjadi calon presiden pada Pemilu 2024, semua tokoh yang berpotensi menjadi rivalnya bakal keok.

Menurut Arief, saat ini mayoritas masyarakat masih menginginkan Jokowi bisa maju lagi di Pilpres 2024.

BACA JUGA: Hasil Survei: TNI Paling Memuaskan, DPR dan Parpol Sangat Mengecewakan, Bagaimana Kepolisian?

Oleh karena itu, Arief mendorong UUD NRI 1945 diamendemen kembali guna merevisi pasal yang mengatur pembatasan masa jabatan presiden.

“Istilahnya, boleh menjabat tiga periode," tegas Arief Poyuono, Senin (22/2), menangapi hasil survei Parameter Politik Indonesia yang dirilis pada hari yang sama.

BACA JUGA: Bu Risma dan Kemensos Respons Cepat Bencana Banjir DKI Jakarta

Menurut Arief, bila UUD NRI 1945 diamendemen dan presiden diperbolehkan menjabat tiga periode, Jokowi bisa maju lagi dan memenangkan kompetisi mengalahkan para tokoh yang namanya masuk dalam survei.

"Nah, jika Jokowi diperbolehkan untuk tiga periode, tokoh-tokoh yang ada dalam survei bisa keok semua," kata Arief.

BACA JUGA: Nama Jokowi Ternyata Masih Teratas sebagai Capres, Berikutnya Prabowo dan Anies

Aktivis serikat pekerja itu lantas menyinggung peluang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Menurutnya, mantan Danjen Kopassus itu masih belum dalam zona aman untuk bisa menang di Pilpres 2024.

Apalagi, lanjut Arief, masyarakat belum melihat kinerja Prabowo selama menjadi menteri pertahanan yang bisa memberikan dampak positif bagi rakyat.

"Kalau cuma 20 persenan jika disurvei, lebih baik (Prabowo) tidak usah maju karena pasti akan kalah nantinya," kata Arief.

Di samping itu, Arief menilai tingkat elektabilitas figur kepala daerah seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo sudah menjadi modal yang kuat untuk maju capres.

"Namun, juga masih belum punya potensi untuk menang," jelasnya.

Pasalnya, kata Arief, kemungkinan akan muncul tokoh yang tidak diperhitungkan saat ini, tetapi karena keberhasilannya dalam menangani perekonomian Indonesia akibat Covid-19, maka rakyat akan jatuh hati kepada figur tersebut.

Seperti diketahui, hasil survei Parameter Politik Indonesia menemukan bahwa mayoritas responden memilih nama Prabowo Subianto sebagai calon presiden jika Joko Widodo tidak maju lagi pada Pemilihan Presiden 2024.

Sebanyak 19,9 persen responden menyatakan memilih menteri pertahanan itu, jika pemilihan presiden dilaksanakan saat ini, dan Jokowi tidak boleh mencalonkan diri lagi

"Di urutan kedua dan ketiga bersaing ketat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, saat merilis hasil survei, Senin (22/2).

Menurut dosen di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini, sebanyak 11,9 persen responden menjagokan Anies.

Sementara responden yang menjagokan Ganjar mencapai 11,3 persen.

Beberapa nama lain juga dijagokan responden di antaranya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 4,1 persen.

Kemudian, Menteri Sosial Tri Rismaharini 4 persen, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 3,8 persen.

"Nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo juga masuk dalam bursa, yakni 2,7 persen. Disusul Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 2,1 persen," ucapnya.

Nama mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga muncul dalam survei kali ini.

Paling tidak terdapat 1,8 persen yang menyatakan akan memilihnya. Sementara yang menjagokan Ustaz Abdul Somad mencapai 1,6 persen dan Habib Rizieq Shihab 0,8 persen.

Responden pada survei kali ini adalah warga Indonesia yang telah memiliki hak pilih, sesuai undang undang yang berlaku.

Responden 1.200 orang, diambil menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 data target yang telah dipilih secara random dari kerangka sampel.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode telepolling menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh surveyor terlatih. Pengambilan data dilakukan pada 3-8 Februari 2021. Margin o error survei lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (boy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler