Analisis Ikhwan Arif Soal Peluang AHY dan Aher Sebagai Pendamping Anies di Pilpres 2024

Kamis, 27 Oktober 2022 – 02:20 WIB
Analis politik dan Pendiri Indonesia Political Power Ikhwan Arif. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Analis politik dan Pendiri Indonesia Political Power Ikhwan Arif menganalisis peluang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ahmad Heryawan atau Aher sebagai bakal cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang.

Menurut Ikhwan Arif, alotnya pemilihan bakal calon pendamping Anies Baswedan setidaknya menandakan poros NasDem, Demokrat, dan PKS makin serius untuk maju di Pilpres 2024.

BACA JUGA: AHY Nomine Cawapres, Surya Paloh Serahkan Keputusan kepada Anies

Nama AHY selaku Ketua Umum Partai Demokrat dan Aher sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro PKS disinyalir sebagai tokoh yang bakal mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Ikhwan Arif menilai keseriusan poros NasDem, Demokrat, dan PKS mulai menuju titik terang.

BACA JUGA: Penjajakan Koalisi NasDem-Demokrat-PKS, Kamhar Singgung soal Anies - AHY

Dia mengatakan ada beberapa potensi yang melatarbelakangi koalisi ini makin serius menemukan titik terang.

“Hal ini bisa kita lihat ketika Demokrat dan PKS antusias menyodorkan nama figur cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024,” ungkap Ikhwan di Jakarta, Rabu (26/10).

BACA JUGA: AHY Disebut Jadi Kandidat Terkuat Cawapres Anies? Surya Paloh Jawab Begini

Sebelumnya, ada nama AHY, Ketua Umum Partai Demokrat dinilai cocok mendampingi Anies.

Menurut Ikhwan, hal ini dikarenakan AHY adalah ketua Umum partai dan masuk sebagai cawapres potensial versi dari berbagai lembaga survei. Jika tidak menghasilkan kesepakatan, AHY harus realistis untuk menjaga elektabilitas partai.

Ikhwan mengatakan antara AHY dan Aher, keduanya merupakan kader partai yang sama-sama mendukung Anies sebagai capres.

Meskipun keduanya mempunyai kesempatan yang sama, posisi ketua Umum Demokrat akan lebih diuntungkan. Jika tidak mencapai titik konsensus semestinya AHY realistis demi menjaga elektabilitas partai.

“Sebab bergabungnya Demokrat dalam poros Nasdem dan PKS bisa mendongkrak suara partai terlebih mendukung kefiguran Anies di 2024,” ujar Ikhwan.

Lebih lanjut, menurut Ikhwan, Demokrat dan PKS sama-sama mendapatkan insentif elektoral meskipun kadernya tidak diusung sebagai cawapres Anies.

“Tidak hanya NasDem, ya, Demokrat dan PKS berpotensi besar mendapatkan insentif elektoral atas dukungan Capres terhadap Anies, meskipun nanti kadernya tidak dipilih sebagai cawapres,” katanya.

Dia menyebut titik fokusnya tidak hanya di Pilpres, tetapi juga di pemilu legislatif 2024 seperti sumbangan elektoral yang didapatkan partai di daerah-daerah yang mayoritas mendukung Anies atau lumbung suaranya Anies,” ujar Ikhwan.

Menurut Ikhwan, Anies memiliki kartu kendali dalam proses pemilihan bakal cawapres. Jika partai sudah menyodorkan nama bakal cawapres tentunya ketiga partai akan siap menerima semua keputusan Anies.

"AHY maupun Aher harus realistis terhadap keputusan Anies, apapun keputusan yang dihasilkan nantinya,” ujar Ikhwan.

Dia yakin ketiga partai akan tetap sepakat menerima pilihan Anies. Inilah titik terang potensi koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS makin serius.

“Terlebih ketiga partai telah membentuk tim kecil dan sering melakukan penjajakan politik,” ungkap Ikhwan.

Sebagai catatan, PKS dan Demokrat merupakan partai yang berada di luar pemerintahan Presiden Jokowi. Oleh karena itu, sangat kecil potensi bergabung dengan KIB, KIR apalagi PDIP.

“Kita tahu bahwa Demokrat dan PKS selama ini berada di luar lingkaran Presiden Jokowi, kecil kemungkinan keduanya bergabung ke KIB, KIR apalagi bergabung ke PDIP. Justru sebaliknya  NasDem lebih gampang membuka peluang partai lain untuk bergabung dalam poros NasDem, PKS dan Demokrat,” kata Ikhwan.

Menurut Ikhwan, ketokohan Anies menjadi kunci utama Nasdem. Posisi NasDem yang sudah mencapreskan Anies akan menjadi nilai tawar tinggi untuk disodorkan ke partai lain.

“Justru ini yang akan membuat koalisi lain goyang seperti PPP, PAN, PKB dengan posisi tawar sebagai cawapresnya Anies,” kata Ikhwan.

Ikhwan menambahkan elektabilitas Anies selama ini masuk tiga besar versi berbagai lembaga survei.

“Hal ini lebih mudah bagi NasDem mencari wakil Anies dari pada partai lain yang ingin menjadi cawapres,” ujar Ikhwan.(fri/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler