jpnn.com - Kematian Abu Bakar al-Baghdadi diyakini bakal menimbulkan masalah serius di internal ISIS. Faksi-faksi di dalam organisasi teroris tersebut diyakini bakal bersaing memperbutkan kursi nomor satu.
"Perpecahan tidak bisa dihindari, itu selalu terjadi ketika sebuah grup radikal kehilangan pemimpin kharismatik," terang pengamat terorisme asal Irak Hisham al-Hasemi seperti dikutip Reuters, Senin (28/10).
BACA JUGA: Bos ISIS Tewas, BNPT Tingkatkan Kewaspadaan
Situasi diperburuk dengan ikut tewasnya tangan kanan Baghdadi, Abu al-Hassan al-Muhajir. Juru bicara ISIS itu dibunuh milisi Kurdi di Jarablus, Suriah, pada hari yang sama dengan Baghdadi.
Abu Hasan sejak lama diprediksi jadi penerus Baghdadi. Sejauh ini, belum ada lagi tokoh lain yang terpantau memiliki potensi memimpin ISIS.
BACA JUGA: Detik-detik Pemimpin Tertinggi ISIS Dikejar Anjing Milik Pasukan Khusus AS
"Yang pasti, penerus Baghdadi adalah orang yang cocok dengan kebutuhan ISIS saat ini, seorang pemimpin militer dengan pengalaman jihad yang cukup kuat menangani transisi," ujar Amarnath Amarasingam, ujar asisten profesor di Queens University, London.
Meski mengalami perpecahan, ISIS diprediksi akan tetap jadi organisasi teror yang berbahaya. Terutama di wilayah-wilayah yang selama ini jadi basis mereka.
BACA JUGA: Bos ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Meledakkan Diri, Tiga Anaknya Ikut Tewas
Baghdadi tewas dengan cara meledakkan diri setelah tempat persembunyiannya di Idlib diserbu pasukan khusus Amerika Serikat, Minggu (27/10). (reuters/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil