Analisis Pengamat soal Kelebihan & Kekurangan Jokowi dan Prabowo di Debat Nanti

Sabtu, 30 Maret 2019 – 17:07 WIB
Jokowi dan Prabowo Subianto saat debat capres.Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti The Habibie Center Bawono Kumoro mengupas kekurangan dan kelebihan masing-masing calon presiden dalam debat kandidat yang akan digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Shangri-La Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3) malam. Menurutnya, baik Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo Subianto sebaiknya menggunakan bahasa sederhana dalam debat bertema ideologi, pemerintahan, keamanan dan hubungan internasional itu.

Bawono menduga materi debat dengan tema seperti itu akan membuat perdebatan menjadi lebih abstrak. “Karena itu dalam sampaikan gagasan dan tawaran kebijakan kedua pasangan calon capres dan cawapres harus menggunakan bahasa-bahasa lebih sederhana dan mudah dipahami oleh publik," kata Bawono saat dihubungi.

BACA JUGA: Di Depan Sandiaga, Zulhas Ungkap Kader PAN Tak Bulat Dukung Prabowo

Selain itu Bawono mengharapkan Jokowi maupun Prabowo menggunakan ukuran-ukuran atau indikator kuantitatif dan kualitatif dalam mengemukakan gagasan masing-masing. Namun, gagasan itu harus disampaikan dalam bahasa sederhana.

Baca juga: Capres Harus Tawarkan Konsep Perbaikan Institusi Polri

BACA JUGA: Sandi Mengaku Keluarkan Rp 1,4 Triliun, Termasuk Mahar untuk PAN & PKS?

Dalam konteks ituilah Bawono menilai Prabowo menghadapi hambatan dalam mengemukakan gagasan dan tawaran kebijakannya secara lebih membumi menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami publik dalam panggung debat keempat nanti. ”Mengapa, karena ada kecenderungan kuat dari Prabowo senang dan gemar menggunakan narasi-narasi besar dalam berbagai momen pidato maupun di debat-debat terdahulu," kata dia.

Bawono menambahkan, narasi-narasi besar yang dikemukakan Prabowo sering kali sulit digambarkan untuk diterjemahkan ke dalam level kebijakan. Jika Prabowo tetap mempertahankan kegemarannya menggunakan narasi-narasi besar yang tak mudah dipahami publik, Bawono menduga massa akar rumput tak menangkap jalan pikiran mantan Danjen Kopassus tersebut.

BACA JUGA: Kampanye di Basis Prabowo, Kiai Ma’ruf Amin Pede Raih 70 Persen

Di sisi lain Bawono menyebut Jokowi sebagai petahana akan memanfaatkan momen debat nanti untuk mempromosikan kebijakannya selama memerintah. Misalnya, soal pendirian Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Baca juga: Debat Capres Harus Jelaskan Berkembangnya Kelompok Antiradikal

"Khusus mengenai tema ideologi, Presiden Joko Widodo selaku petahana dapat memanfaatkan momen debat capres dan cawapres keempat ini untuk mempromosikan sekaligus menjelaskan kembali kepada publik mengenai langkah-langkah kebijakan yang telah dilakukan selama lima tahun terakhir dalam hal ikhtiar memperkukuh ideologi Pancasila dan menjaga dari ancaman ideologi transnasional," kata dia.(tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Jokowi Terancam Kalah Jika Golput Tinggi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler