Analisis Qodari Mengenai Kesamaan Sikap PBNU dan PKB Soal Penundaan Pemilu 2024

Selasa, 01 Maret 2022 – 14:27 WIB
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari sampaikan analisis mengenai kesamaan sikap PBNU dan PKB soal penundaan Pemilu 2024. Foto : ilustrasi/ Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengaku tidak heran jika Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) punya sikap yang sama dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyikapi isu penundaan Pemilu 2024.

Diketahui, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebelumnya mengusulkan pelaksanaan Pemilu 2024 ditunda hingga maksimal dua tahun mendatang.

BACA JUGA: Rizal Ramli Kritik Elite yang Bicara Penundaan Pemilu, Simak Kalimatnya

PBNU kemudian merespons usul tersebut dan merasa penundaan pesta demokrasi lima tahunan itu merupakan langkah logis.

Qodari mengatakan bahwa PBNU dan PKB mempunyai basis massa yang sama, yaitu Nahdiyin.

BACA JUGA: Soal Usulan Tunda Pemilu, Anak Buah Megawati Ini Curiga Muhaimin Ingin Menjerumuskan Jokowi

"Dua-duanya itu sebetulnya umat atau konstituen sama yaitu nahdiyin, bedanya satu ormas satu parpol," kata dia melalui layanan pesan, Selasa (1/3).

Qodari juga mengaku punya data yang menyatakan warga NU itu puas terhadap kinerja Jokowi selama memimpin Indonesia.

BACA JUGA: Ini Alasan Gus Muhaimin Mengusulkan Pemilu 2024 Ditunda

"Saya pernah punya data bagaimana masyarakat NU, Nahdiyin itu sangat mayoritas puas dengan kinerja Pak Jokowi," tutur alumnus Universitas Indonesia (UI) itu.

Menurut Qodari, kepuasan Nahdiyin dengan kinerja Jokowi tentu beririsan dengan isu penundaan Pemilu 2024.

Di sisi lain, Qodari memang menyadari PBNU di bawah kepemimpinan Kiai Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya acap berbeda pendapat dengan PKB menyikapi isu politik.

Namun, isu penundaan pemilu membuat PBNU dan PKB punya kesamaan sikap.

Sebab, konstituen dua organisasi itu sama yang puas terhadap kinerja Jokowi.

"Jadi, biasalah PBNU dan PKB ada sama ada bedanya. Ya, di awal masa jabatan ada perbedaan, tetapi bukan berarti tidak ada persamaan," beber dia. (ast/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler