Analisis soal Hubungan Jokowi & Gibran dengan Bu Mega, Melukai dan Dilukai

Kamis, 19 Oktober 2023 – 11:04 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama Presiden Joko Widodo menghadiri Puncak Peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (24/6/2023). Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Tokoh pers nasional Dahlan Iskan menganalisis bagaimana hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hari-hari ini.

Termasuk jika Gibran menolak jadi calon wakil presidennya Prabowo Subianto demi menjaga hubungan dengan PDIP dan pimpinannya.

BACA JUGA: Ganjar-Mahfud MD Sangat Kuat, Prabowo Tak Banyak Pilihan

Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto (dua kanan) saat mengajari Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berkuda di bukit Hambalang, Desa Bojong Koneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/6/2022). Foto: ANTARA/HO-Tim Media Prabowo Subianto

Pun, bila Presiden Jokowi balik badan tidak jadi mendukung Prabowo, tetapi kembali dukung Ganjar Pranowo demi menjaga hubungan dengan PDIP, utamanya dengan Megawati.

BACA JUGA: Megawati Umumkan Mahfud MD Cawapres Pendamping Ganjar, Sandiaga Berkomentar

"Pertanyaan saya: apakah dengan itu hubungan Pak Jokowi dan Ibu Mega bisa baik kembali? Saya tidak sanggup menjawabnya," ungkap Dahlan dalam esainya berjudul Luka Tidak, edisi Kamis (19/10).

Menurut kolumnis kondang itu, jangan-jangan luka itu belum ada. Artinya, Jokowi masih tetap merasa sebagai kader partai dan Bu Mega merasa Pak Presiden ketujuh RI itu masih sebagai petugas partai yang baik.

BACA JUGA: Gibran Cawapres Prabowo? Muzani Berpantun, Mampir di Stasiun Balapan

"Kalau ini yang terjadi Alhamdulillah. Berarti belum ada luka. Tentu Pak Jokowi sendiri yang bisa menduga sempat ada luka atau tidak. Kalau ada, seberapa kedalaman luka itu," ujar Dahlan dalam esainya.

Sebaliknya, Jokowi menurutnya juga bisa berkata ''Saya pun sebenarnya juga terluka''' atau ''Bukan saya yang melukai, tetapi saya yang dilukai''.

"Kita semua tidak tahu persis apa yang terjadi. Terluka dan tidak terluka adalah soal perasaan. Penyelam kelas laut dalam pun tidak bisa menyelami perasaan orang lain secara benar," tutur Dahlan.

Dia menyebut seandainya luka itu ada dan sudah sulit disembuhkan, maka untuk apa lagi Gibran tidak jadi bergabung sebagai cawapres mendampingi Prabowo? Untuk apa lagi Jokowi tidak terang-terangan memihak Prabowo?

Bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto seringkali menunjukan kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kegiatan. Foto/dok: Tim Media

Menurut Dahlan, Jokowi sebagai presiden tentu bisa menganalisis dengan baik siapa yang dianggap lebih bisa meneruskan pembangunan yang sudah ia lakukan.

Toh, Presiden Jokowi tahu betul Ganjar luar dalam. begitu pula dia mengenal Prabowo. "Hanya Anies yang beliau kurang tahu luar dalam. Atau tidak mau tahu," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah mengumumkan sosok Menko Polhukam Mahfud MD menjadi bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Keputusan itu diumumkan Megawati di saat Presiden Jokowi sedang tidak berada di Indonesia.

Keputusan Mahfud MD cawapres pendamping Ganjar diumumkan tidak lama setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan uji materi Pasal 169 huruf (q) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum berlaku mulai Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024.

Dalam putusannya, MK mengabulkan sebagian permohonan uji materi UU Pemilu mengenai batas usia capres dan cawapres diubah menjadi berusia 40 tahun atau pernah berpengalaman sebagai kepala daerah.

Putusan MK itu dianggap menjadi karpet merah bagi putra sulung Jokowi sekaligus Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).(*/jpnn.com)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler