CILACAP- Safari Anas Urbaningrum ke Cilacap ternyata memperlihatkan dia santai menghadapi KPK. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu mengatakan jika dirinya siap untuk diperika KPK. Sejak ditetapkan menjadi tersangka, Anas memang belum pernah diperiksa lagi.
Sementara, tersangka kasus Hambalang yang sudah ditahan mantan Kabiro Perencanaan Kemenpora, Deddy Kusdinar sebagai Pejabat Pembuat Komitmen saat proyek Hambalang dilaksanakan. Dia resmi ditetapkan sebagai tahanan KPK setelah hampir satu tahun lamanya yang bersangkutan berstatus sebagai tersangka.
Selain Deddy, ada tiga orang lagi yang turut dijadikan tersangka yaitu Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, mantan Menpora Andi Mallarangeng selaku Pengguna Anggaran dan mantan Direktur Operasional 1 PT Adhi Karya (persero) Teuku Bagus Mukhamad Noor.
Bahkan saat ditanya soal pernyataan juru bicara KPK Johan Budi yang mengatakan akan segera menahan semua tersangka terkait dengan kasus Hambalang, Anas Urbaningrum menaggapinya dengan santai. Sembari asyik menonton wayang kulit yang dimainkan Ki Dalang Sigit Anggoro dari Kesugihan dia mengatakan,“Apa bedanya diperiksa sekarang, bulan depan atau kapan pun jadi itu yang sedang saya tunggu-tunggu,”.
Selain menyatakan kesiapannya menghadapi persoalan dengan KPK, Anas juga mempersilahkan kepada teman-temannya apakah mau tetap di Partai Demokrat atau mau pindah partai sekalipun itu diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing pribadi.
“Yang mau tetap di Demokrat ya silahkan, yang mau pindah partai ya silahkan saya tidak akan mencampuri,”tandas dia.
Sedangkan saat ditanya soal kedekatannya dengan Harry Tanusudibyo pendiri Perindo serta salah satu pendukung Partai Hanura, Anas mengatakan hanya berteman. Dia belum mau terlibat politik karena masih ingin menuntaskan persoalannya dengan kasus yang disangkakan kepada mantan Ketua Umum HMI ini.
Namun Anas sedikit menggambarkan lakon wayang “Parikesit Dadi Ratu” yang mengisahkan generasi baru Pandawa yang terlahir dari beragam persoalan. Seperti ingin mengaitkan dirinya yang merasa campur tangan “orang tua” di Partai Demokrat yang menyebabkan dirinya disangka korupsi.
Parikesit yang merupakan generasi ketiga Pandawa juga banyak mendapat tantangan dari para “sesepuh yang mengatakan Parikesit masih terlalu muda untuk dijadikan ratu. Sehingga pihak-pihak yang tidak mengingkan Pandawa langgeng membuat ontran-ontran menolak Parikesit.
Hal itu pula yang disebut Anas sebagai politik para Sengkuni yang mengarah kepada para elit di partai yang selalu ingin kelihatan paling berperan yang memgambarkan seperti watak dan perilakunya Sengkuni yang berwatak culas, senang menipu, senang menghasut, senang menfitnah yang ingin orang lain celaka.(yan)
Sementara, tersangka kasus Hambalang yang sudah ditahan mantan Kabiro Perencanaan Kemenpora, Deddy Kusdinar sebagai Pejabat Pembuat Komitmen saat proyek Hambalang dilaksanakan. Dia resmi ditetapkan sebagai tahanan KPK setelah hampir satu tahun lamanya yang bersangkutan berstatus sebagai tersangka.
Selain Deddy, ada tiga orang lagi yang turut dijadikan tersangka yaitu Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, mantan Menpora Andi Mallarangeng selaku Pengguna Anggaran dan mantan Direktur Operasional 1 PT Adhi Karya (persero) Teuku Bagus Mukhamad Noor.
Bahkan saat ditanya soal pernyataan juru bicara KPK Johan Budi yang mengatakan akan segera menahan semua tersangka terkait dengan kasus Hambalang, Anas Urbaningrum menaggapinya dengan santai. Sembari asyik menonton wayang kulit yang dimainkan Ki Dalang Sigit Anggoro dari Kesugihan dia mengatakan,“Apa bedanya diperiksa sekarang, bulan depan atau kapan pun jadi itu yang sedang saya tunggu-tunggu,”.
Selain menyatakan kesiapannya menghadapi persoalan dengan KPK, Anas juga mempersilahkan kepada teman-temannya apakah mau tetap di Partai Demokrat atau mau pindah partai sekalipun itu diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing pribadi.
“Yang mau tetap di Demokrat ya silahkan, yang mau pindah partai ya silahkan saya tidak akan mencampuri,”tandas dia.
Sedangkan saat ditanya soal kedekatannya dengan Harry Tanusudibyo pendiri Perindo serta salah satu pendukung Partai Hanura, Anas mengatakan hanya berteman. Dia belum mau terlibat politik karena masih ingin menuntaskan persoalannya dengan kasus yang disangkakan kepada mantan Ketua Umum HMI ini.
Namun Anas sedikit menggambarkan lakon wayang “Parikesit Dadi Ratu” yang mengisahkan generasi baru Pandawa yang terlahir dari beragam persoalan. Seperti ingin mengaitkan dirinya yang merasa campur tangan “orang tua” di Partai Demokrat yang menyebabkan dirinya disangka korupsi.
Parikesit yang merupakan generasi ketiga Pandawa juga banyak mendapat tantangan dari para “sesepuh yang mengatakan Parikesit masih terlalu muda untuk dijadikan ratu. Sehingga pihak-pihak yang tidak mengingkan Pandawa langgeng membuat ontran-ontran menolak Parikesit.
Hal itu pula yang disebut Anas sebagai politik para Sengkuni yang mengarah kepada para elit di partai yang selalu ingin kelihatan paling berperan yang memgambarkan seperti watak dan perilakunya Sengkuni yang berwatak culas, senang menipu, senang menghasut, senang menfitnah yang ingin orang lain celaka.(yan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disorot KPK, Tak Setuju Muchayat
Redaktur : Tim Redaksi