Sementara salah seorang teman Febri yang diduga terlibat, melarikan diri. Saat itu, Andreas ditemani rekannya bernama Dino Aryadi alias Edek (25), warga Jl Mayor Zen Lr Masjid RT 07 RW 02 Kecamatan Kalidoni. Kejadian dihakimi massa ini pada Sabtu (1/12) di Jl Bambang Utoyo depan SMA Pembina Kecamatan Ilir Timur (IT) II, sekitar pukul 05.30 Wib.
Saat dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) RSMH, nyawa Febri tak tertolong, ia tewas dan jenazahnya masih dititipkan di laci nomor 1 kamar jenazah RSMH. Hingga kemarin, keluarga belum menjemput jenazah. Ceritanya, bermula pada Sabtu (1/12) dini hari, Edek dan Andreas menghabiskan waktu di taman Polda bawah fly over.
Sekitar pukul 04.00 Wib, keduanya hendak pulang. Di perjalanan, Andreas merogoh saku celana, di mana dompet dan handphone (HP) Nokia nya sudah hilang. Lalu Andreas meminjam HP Edek untuk menelepon nomor HP yang hilangnya. Setelah ditelepon HP nya masih aktif, lalu diangkat oleh seseorang yang diduga Febri yang meminta uang Rp3 juta kalau ingin HP itu kembali.
Pelaku bersama temannya meminta bertemu depan SMA Pembina. Kedua pihak pun setuju bertemu. Saat bertemu sekitar pukul 05.30 Wib, Andreas melihat dompet dan HP miliknya ada di tangan pelaku. Di saat itulah, Edek berteriak ado penodong. Sehingga datang massa yang menyerang pelaku hingga tewas. Sementara dompet dan HP dibawa lari salah seorang pelaku lainnya.
Kapolsek IT II Kompol Hans Rachmatulloh Irawan SIK mengatakan, pihaknya mengamankan Edek dan Andreas, yang meneriaki pelaku hingga pelaku tewas dihajar massa. Selain itu, pihaknya mengamankan sebuah pistol mainan. Sementara nama pelaku yang tewas dihajar massa atas nama M Febri didapat dari identitas tanpa alamat di dompet yang ditemukan di TKP, dan dari identitas itu diketahui kalau Febri ialah mantan narapidana.
"Kita amankan keduanya untuk diperiksa, karena mereka mengaku ditodong, dan berteriak sehingga banyak massa datang. Sementara keduanya mengaku tidak menusuk korban, jadi kita periksa keduanya dalam rangka pengembangan kasus ini,"ujar Hans.
Ditemui di Mapolsekta IT II, Edek mengaku dirinya yang beteriak ada penodong, karena sebelumnya pelaku pencuri HP temannya itu melarikan diri. "Kalau aku cuma menggoco dio sekali, tapi pas diamankan tadi, dio itu masih benyawo, dak tahunyo ninggal,"ujar Edek.
Andreas mengaku dirinya menelepon nomor HP nya yang hilang, dan ternyata pencurinya minta tebusan Rp3 juta dan bertemu depan SMA Pembina. "Aku dak kenal sama dio. Waktu kejadian, dio ngancem pakai senjata api mainan, sehingga aku berteriak ado penodong,"tukasnya. (roz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Buru Bandar Sabu Asal Malaysia
Redaktur : Tim Redaksi