Ancaman Banjir Berkurang, Kemang pun Kembali Menggeliat

Kamis, 27 Oktober 2016 – 23:40 WIB
Ilustrasi saat banjir rendam kawasan Kemang. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Banjir yang merendam kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Agustus lalu cukup mengejutkan banyak pihak.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun saat itu langsung memerintahkan jajaran Pemerintah Provinsi segera membenahi kawasan elite ini agar di masa-masa mendatang bencana tersebut tidak terulang lagi. 

BACA JUGA: BNP Paribas Investment Partners Mudahkan Pembelian Reksa Dana

Beberapa langkah antisipasi dan mereduksi banjir langsung dilakukan seperti, melakukan pendataan sertifikat kepemilikan bangunan komersial di bantaran kali dan resapan air untuk kemudian ditertibkan. 

Kemudian, pihak Pemprov DKI Jakarta juga tak akan mengeluarkan izin untuk bangunan di kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan air. Selain itu, perbaikan drainase juga akan terus dilakukan sehingga air bisa lebih banyak teralirkan dan genangan tak muncul lagi. 

BACA JUGA: Kaji Ulang Besaran Dana Desa Bagi Pulau Terluar

Daerah Kemang yang pada masa awalnya dikenal dengan nama Kampung Kebon, memang menjadi salah satu destinasi primadona bagi masyarakat untuk dijadikan tempat tinggal dan juga area komersial. 

Kawasan ini terkenal sejak abad ke-18. Ketika, itu Lurah beserta mandor-mandornya menetap di sini. Makanya, muncul kalimat yang menyatakan kalau ingin disegani tinggalah di Kemang.

BACA JUGA: TNI Dukung Penuh Ciptakan Kedaulatan Pangan

Direktur ERA Vigo, Riduan Goh, mengatakan, pascabanjir dan ditambah solusi yang sudah mulai dijalankan oleh pihak Pemprov DKI Jakarta, ternyata tidak memengaruhi nilai jual dari kawasan Kemang sendiri. Terlebih, kata dia, banjir yang 'hanya menggenangi sebagian kawasan Kemang', bukan alasan untuk takut tinggal di kawasan tersebut.

"Kemang ternyata tetap menjadi primadona. Istilahnya, back to basic. Minat konsumen dan investor untuk menggarap Kemang tetap tinggi. Adanya genangan beberapa waktu, tidak mengurangi minat masyarakat," kata Riduan.

Hal tersebut, lanjut dia, dikarenakan lokasi Kemang sendiri memang strategis, berada di selatan dan tak jauh dari pusat kota serta mudah diakses. Penghuni dan investor, kata Ridwan, bisa mendapatkan semua kebutuhan hidup seperti kuliner, keperluan rumah tangga, pendidikan, hiburan, bisnis, perkantoran, dan layanan publik.

"Secara umum kawasan selatan memang masih favorit untuk konsumen. Khususnya, bagi kalangan pembeli end user yang mencari hunian untuk tempat tinggal. Misalnya, pasangan muda yang hendak menikah namun enggan tinggal bersama mertua," kata Direktur ERA Vigo, Ridwan Goh.

Selain itu, lanjut dia, kenaikan nilai unit properti yang ada di kawasan Kemang juga terbilang menggiurkan. Ridwan Goh mencontohkan, untuk kisaran harga apartemen dengan rentang harga Rp 1,5 miliar hingga Rp 2,5 miliar, dapat diestimasikan menjanjikan keuntungan hingga 100 persen dalam kurun waktu tiga tahun.

"Kisaran angka tersebut bisa didapatkan oleh konsumen yang membeli unit saat proyek mulai diperkenalkan, atau dengan kata lain saat masih gambar. Tentunya, hal itu juga melihat posisi dari proyek tersebut berada," kata Ridwan.

Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung mengatakan konsumen memiliki kebiasaan umum saat memulai pencarian properti yakni dengan kata kunci lokasi, harga, dan desain. 

"Berdasarkan analisa, masyarakat yang semakin mapan dari sisi umur, tidak lagi mementingkan desain dan harga. Golongan ini memiliki kecenderungan lebih terfokus pada lokasi," kata Untung, saat pemaparan hasil Sentiment Survey H2/2016 di Jakarta, Rabu (26/10) petang.

Pembeli properti, lanjut dia, memiliki perilaku umum mendatangi beberapa lokasi hunian incaran sebelum membuat keputusan pembelian. Setidaknya, sebanyak 78,05 persen menunjukkan tren tersebut. Sedangkan keputusan yang diambil saat mendatangi pameran hanya 12,76 persen.

"Masyarakat semakin teredukasi bahwa semakin lama menahan diri membeli properti, hal itu akan berarti mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan hunian di lokasi yang sesuai keinginan," tambah Untung.

Pendeknya, kawasan Kemang ternyata terus menjadi kawasan primadona. Hal ini tentunya mengharuskan pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk ikut menjaga pertumbuhan kawasan ini dengan merancang kebijakan-kebijakan yang membuat nyaman penghuninya. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Iuran Tapera Dinilai Memberatkan Pengusaha


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler