Ancol dan Mandalika

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Minggu, 05 Juni 2022 – 17:52 WIB
Presiden Joko Widodo bersama Ketua DPR RI Puan Maharani (dua kiri), Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo (kanan), dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (dua kanan) menyaksikan putaran final balapan mobil listrik Formula E di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Jakarta, Sabtu (4/6/2022). ANTARA/Arif Ariadi/spt

jpnn.com - Dua event olahraga besar sudah diselenggarakan di Indonesia, balapan MotoGP di Mandalika dan balapan mobil listrik Formula E di Ancol, Jakarta. 

Dua event balapan internasional itu berhasil menasbihkan Indonesia sebagai penyelenggara event internasional yang sukses.

BACA JUGA: Jokowi: Formula E Event Masa Depan

Di setiap pertunjukan besar selalu ada pertunjukan sampingan, side show, yang menarik perhatian. 

Setiap peristiwa besar melahirkan pahlawan, dan mungkin juga melahirkan pecundang. 

BACA JUGA: Formula E Jakarta Telah Rampung, Apa Perbedaanya dengan F1?

Pahlawan dan pecundang beda tipis, bergantung pada mata yang melihatnya.

Hajatan Jakarta E-Prix Formula E selesai digelar. 

BACA JUGA: Fahri Sebut BUMN Ugal-ugalan di Mandalika, tetapi Empot-empotan di Jakarta

Dari sudut pandang penyelenggaraan pergelaran ini berhasil dengan tuntas. Balapan berlangsung dengan lancar tanpa ada gangguan berarti. 

Para pengamat olahraga otomotif menilai balapan ini sukses, karena selain penyelenggaraannya baik balapannya sendiri memunculkan ketegangan yang mengasyikkan bagi para penonton sampai ke detik-detik terakhir.

Panggung utama diisi oleh kemenangan pembalap Selandia Baru Mitch Evans yang naik ke podium sebagai juara pertama. 

Di panggung lain ada tokoh-tokoh VVIP berkumpul menyaksikan balapan.

Presiden Jokowi Widodo memenuhi janjinya untuk hadir menyaksikan balapan. 

Ada Ketua DPR RI Puan Maharani, ada Ketua MPR Bambang Soesatyo yang sekaligus juga Ketua Umum IMI (Ikatan Motor Indonesia). Dari kalangan menteri terlihat Menteri Pariwisata Sandiaga Uno.

Pertunjukan sampingan terlihat ketika para VVIP itu menempati kursi masing-masing. 

Presiden Jokowi duduk berderet dengan Gubernur DKI Anies Baswedan dan Puan Maharani. Dalam beberapa kesempatan Anies Baswedan berbincang akrab dengan Puan. 

Dua tokoh yang sama-sama digadang-gadang untuk maju dalam Pilpres 2024 bertemu dalam satu panggung tentu bisa menimbulkan berbagai penafsiran. 

Dalam beberapa kesempatan terakhir Puan menunjukkan gesture yang lebih bersahabat dengan Anies

Beberapa waktu sebelumnya Puan menyatakan dukungannya terhadap proyek pembangunan Museum Nabi Muhammad SAW yang digagas Anies Baswedan. 

Dalam sebuah kunjungan resmi ke Arab Saudi Puan juga sempat membicarakan pembangunan museum itu dan meminta dukungan kepada pemerintah Arab Saudi agar pembangunan bisa terwujud.

Pertunjukan sampingan lain terjadi ketika Anies menyempatkan diri untuk menyapa para pengunjung di tribun penonton maupun di grandstand.

Seperti biasa, para pengunjung memanfaatkan kesempatan untuk berswafoto, dan Anies melayaninya dengan sabar. 

Ada juga yang usil berteriak ‘’Anies presiden’’, tetapi Anies tidak mengacuhkannya.

Netizen yang bermata elang berkomentar mengenai gesture tubuh dan wajah Jokowi dalam perhelatan itu. Ada yang berkomentar bahwa Jokowi tidak terlihat sumringah. 

Dibanding ketika hadir di balapan MotoGP Mandalika, kali ini Jokowi dianggap tidak terlalu antusias. 

Mata elang netizen mencari-cari Giring Ganesha yang tidak terlihat di balapan itu. 

Giring banyak dicari karena selama ini dianggap sebagai politikus yang paling gigih mengkritik perhelatan ini.

Dalam unggahannya di medsos, Giring mengatakan tidak yakin perhelatan ini bisa dilaksanakan. Kalau toh bisa terlaksana akan sangat dipaksakan.

Tamu lain yang dicari-cari adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali yang tidak tampak dalam perhelatan. 

Balapan ini adalah event olahraga kaliber internasional yang sangat penting, tetapi menteri olahraga tidak ikut menyaksikan. 

Selama persiapan penyelenggaraan perhelatan Menteri Zainuddin juga tidak pernah terdengar komentarnya. 

Hal ini memantik kritik dari mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo.

Dalam satu unggahan di akunnya di media sosial, Roy menyebut Menpora Zainuddin Amali ambyar karena tidak memberi perhatian kepada event internasional ini.

Menpora lebih memberi perhatian kepada olahraga populer seperti sepak bola.

Hal ini bisa dimaklumi karena sepak bola adalah olahraga paling populer di Indonesia. Akan tetapi, perhatian Zainuddin terhadap sepak bola dianggap telah mengorbankan perhatiannya kepada olahraga lain.

Banyak netizen yang meledek Zainuddin sebagai ‘’menbola’’, menteri bola, dan bukan menpora.

Tokoh lain yang banyak dikomentari adalah Menteri BUMN Erick Thohir. Beberapa hari terakhir Erick menjadi sorotan karena tidak ada BUMN yang menjadi sponsor perhelatan ini. 

Erick beralasan bahwa BUMN sudah punya komitmen untuk mensponsori perhelatan G20 di Bali akhir tahun ini.

Balapan ini disiarkan ke seluruh dunia dan disaksikan di 170 negara.

Seharusnya perhelatan ini bisa menjadi ajang promosi yang strategis untuk memperkenalkan Indonesia kepada publik internasional. 

Akan tetapi, kesempatan ini tidak dimanfaatkan secara maksimal, dan tidak ada satu pun perusahaan BUMN yang memasang logo di perhelatan itu.

Perhelatan Formula E sangat berbeda dengan perhelatan MotoGP Mandalika. Dua event besar itu memperoleh perlakuan yang berbeda. 

Antusiasme pemerintah sangat besar pada event Mandalika. 

Jokowi dan menteri-menteri kabinet terlihat sangat antusias menyambut balapan Mandalika. 

Even itu benar-benar menjadi hajatan nasional yang disambut dengan sukacita.

Negara benar-benar hadir dalam perhelatan di Mandalika. Sederet BUMN menjadi sponsor balapan. 

Pertamina pun tidak segan merogoh kocek miliaran untuk mencantumkan nama Pertamina sebagai nama sirkuit. Event ini benar-benar menjadi hajatan nasional yang meriah.

Antusiasme dan kemeriahan yang sama tidak terlihat di Ancol. Absennya BUMN sebagai sponsor menjadi salah satu indikasi dari kurangnya antusiasme itu.

Perhelatan Ancol tidak terlihat sebagai hajatan nasional yang seharusnya disambut dengan meriah.

Erick Thohir ialah tokoh olahraga. Dia paham sekali mengenai manajemen olahraga dan tahu cara mencari pembiayaan untuk perhelatan olahraga.

Selain menjadi penguasaha sukses Erick juga terkenal sebagai pengusaha olahraga yang antusias. 

Dia pernah menjadi presiden klub sepak bola Italia Inter Milan dan mempunyai saham di sejumlah klub olahraga profesional di Amerika dan Eropa.

Sebelum namanya muncul di panggung politik, Erick lebih dikenal di dunia olahraga. Namanya menjadi populer di Indonesia setelah sukses menjadi ketua panitia Asian Games 2018.

Perhelatan itu sukses besar dalam penyelenggaraan dan dalam prestasi. Prestasi Indonesia masuk sebagai empat besar Asia merupakan prestasi besar.

Penyelenggaraan pesta pembukaan dan penutupan yang spektakuler menjadi kebanggaan nasional.

Presiden Jokowi menjadi bintang dalam upacara pembukaan dengan menaiki motor racing dan menembus Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan aksi heroiknya.

Keberhasilan Erick ini mengatrol namanya ke level nasional. Dari dunia olahraga nama Erick meroket ke dunia politik. 

Setahun kemudian dalam perhelatan Pilpres 2019, Erick didapuk menjadi ketua tim sukses Joko Widodo-Ma’ruf Amin. 

Erick sudah menempatkan dirinya sebagai elite politik melalui jalur olahraga.

Erick kemudian sukses mengantarkan Jokowi menduduki jabatan periode kedua. 

Reward yang diberikan kepada Erick sangat sepadan sebagai menteri BUMN. 

Erick pun dengan cepat memanfaatkan posisinya untuk membangun reputasi.

Dalam waktu relatif singkat Erick muncul sebagai elite politik yang menonjol sebagai salah satu calon presiden atau wakil presiden potensial.

Nama Erick meroket bak meteor hanya dalam jangka waktu beberapa tahun saja.

Sekarang Erick digadang-gadang menjadi jago Jokowi dalam perhelatan pilpres 2024 dipasangkan dengan Ganjar Pranowo. 

Salah satu pesaing terkuat yang paling potensial untuk mengganjal Erick adalah Anies Baswedan.

Erick tahu persis kekuatan event olahraga sebagai sarana promosi. Dia sudah merasakan dan memanfaatkannya. 

Event balapan Formula E bisa menjadi dorongan promosi yang besar untuk menambah popularitas Anies Baswedan.

Aroma persaingan balapan Pilpres 2024 sudah tercium di arena balapan Formula E Ancol. (*)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lewat MotoGP Mandalika, Jokowi Dongkrak Perekonomian Daerah


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler