jpnn.com, JAKARTA - Psikolog klinis dewasa dari Yayasan Pulih, Nirmala Ika mengatakan, masalah mental misalnya depresi bukan sesuatu yang memalukan untuk diceritakan kepada orang lain.
Ika kemudian menyebut sejumlah manfaat bercerita kepada orang dipercaya, ketika depresi menerpa.
BACA JUGA: 5 Cara Ampuh Mengatasi Depresi, yang ke-3 Sangat Penting
1. Bercerita bisa membantu banyak orang memahami kondisi penderita.
"Banyak klien-klien saya akhirnya bisa membantu teman-temannya untuk menyadari mereka memiliki masalah emosional dan mulai mencari bantuan, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik," ujar Ika saat dihubungi, Sabtu (27/3).
BACA JUGA: Bahaya Mengonsumsi 9 Makanan ini Saat Perut Kosong
2. Menceritakan gangguan mental atau depresi bisa menjadi cara anda menunjukkan butuh support sistem lingkungan.
Dapat juga sekadar menunjukkan sedang depresi, namun bisa kembali memiliki kehidupan normal seperti orang pada umumnya.
BACA JUGA: 4 Langkah Atasi Rambut Rontok seperti Dialami Tyna Mirdad
"Dia mau menunjukkan bahwa struggle is real, jadi walaupun pernah depresi, bisa kembali punya kehidupan normal. Apalagi kalau masa-masa gelapnya sudah lewat ya," ucapnya.
3. Bercerita menunjukkan anda butuh belas kasih orang tertentu, yang diharapkan dapat membantu.
Menurut Ika, mereka yang tergolong generasi Z cenderung mencari bantuan lebih cepat dan mampu mencari informasi terkait kondisi dirinya melalui sumber-sumber kesehatan di media.
Hanya saja, ia mengingatkan untuk berhati-hati memilih orang untuk "dicurhati".
Agar tidak berakhir malah disepelekan dan memicu kekambuhan kondisi yang sebetulnya sudah membaik.
"Biasanya orang akan mudah bercerita saat merasa nyaman dengan lawan bicaranya. Apalagi untuk masalah kesehatan mental. Saat dia cerita pasti menyelipkan harapan, agar lawan bicara bisa memahami kondisi dia," pungkas Ika.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang