Anda Kira Pak Jokowi Gampang Dapat Tiket Capres? Berat, Bos!

Jumat, 03 Agustus 2018 – 19:16 WIB
Fahri Hamzah (dua kanan) saat bertemu Presiden Jokowi. Foto: Biro Pers Kepresidenan

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah menilai Joko Widodo atau Jokowi saat ini masih kesulitan mencari titik temu dalam berkoalisi dan menentukan calon wakil presiden (cawapres).

Menurut dia, jika sampai tidak dapat titik temu dengan partai politik (parpol) koalisinya, maka kemungkinan besar Jokowi tidak akan mengantongi tiket maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2019.

BACA JUGA: Karisma Suzuki Jimny Mengusik Jenderal hingga Jokowi

“Saking sulitnya bisa-bisa Pak Jokowi tidak dapat kursi (tiket pencalonan presiden) seperti prediksi saya. Prediksi saya belum berubah,” ungkap Fahri di gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/8).

Mantan wakil sekretaris jenderal (wasekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, tidak mudah bagi Jokowi untuk memutuskan cawapres yang bisa diterima oleh parpol koalisi pengusungnya.

BACA JUGA: Fahri: PKS Menyerah Saja

“Anda kira di Pak Jokowi ini gampang? Tidak gampang, bos. Apalagi jika nanti Pak JK (Jusuf Kalla) dicalonkan lagi maka koalisi Jokowi akan bubar, bos. Berat loh di sana,” katanya.

Di sisi lain, Fahri justru melihat koalisi Prabowo Subianto sudah sangat jelas. Menurut dia, kalau Partai Demokrat dan Partai Gerindra sudah berkoalisi, maka Prabowo akan mudah maju sebagai capres.

BACA JUGA: Fahri Hamzah: Masa Kampanye Tak Dukung Pemerintah Dilarang?

Menurut dia, Prabowo sebagai seorang ketua umum partai tidak sulit untuk maju mencalonkan diri sebagai capres. Prabowo tinggal memanggil Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani untuk menandatangani pencalonan presiden.

Sedangkan Jokowi, ujar Fahri, bukanlah seorang ketua umum partai sehingga tidak bisa menandatangani pencalonan. “Anda harus tahu itu, tidak satu pun berkas Pemilu itu diteken Pak Jokowi. Kecuali tanda tangan bersedia dicalonkan, yang lain tidak ada,” paparnya.

Menurut dia, Prabowo tinggal mencari satu tanda tangan ketua umum dan sekjen partai lain untuk berkoalisi memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden 20 persen. Sedangkan Jokowi, kata dia, saat ini masih harus mendapatkan dua dukungan yang ditandatangani dua ketua umum dan sekjen partai. “Itu minimal kalau PDIP dan Golkar mau. Kalau PDIP dan Golkar pecah, bubar bos,” ungkapnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Ingin Anies Baswedan jadi Cawapres Prabowo


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler