jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengatakan kenaikan ekspor perikanan Indonesia seperti Vietnam mencapai Rp 2,04 triliun menunjukkan potensi laut kita merupakan sumber daya alam yang sangat kaya.
Namun demikian, Akmal mewanti-wanti kepada pemerintah agar di masa yang akan datang, negara kita mesti selektif dan teliti dalam membangun kerja sama di sektor perikanan.
BACA JUGA: Kunjungi Kota Batu, Komisi IV DPR Temukan Masalah Serius Soal Produktivitas Apel
“Jangan sampai negara kita yang diperdaya,” kata Andi Akmal dalam keterangan tertulis pada Selasa (20/9).
Menurut Akmal, saat ini beberapa negara sudah mulai melirik Indonesia untuk bekerja sama terkait ekspor impor perikanan.
BACA JUGA: Andi Akmal Minta Solusi Tepat untuk Petani Sawit dengan Percepatan Penggunaan BBM Dicampur CPO
Pasca-Pandemi ini, kata Akmal, sumber daya protein yang salah satunya dapat disuplai dari komoditas perikanan menjadi sorotan yang besar. Sebab, situasi saat ini, banyak negara yang terancam krisis pangan akibat berbagai faktor eksternal seperti recovery pasca pandemi maupun dampak peperangan negara Eropa.
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mengapresiasi kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah membukukan total ekspor produk kelautan dan perikanan Indonesia ke Vietnam mencapai 46.180,66 ton pada 2021.
BACA JUGA: Andi Akmal Soroti Rencana Pemerintah Mengekspor Beras, Simak
Sekali lagi, dia mengingatkan jangan sampai kesepakatan kedua negara untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang perikanan, mengurangi hambatan perdagangan dan investasi, serta mempercepat negosiasi Penetapan Batas ZEE berpotensi merugikan negara kita.
Politikus PKS ini menekankan pemerintah mesti mendorong daerah-daerah sentra penghasil perikanan baik tangkap maupun budidaya untuk menggenjot nilai ekspor yang akan menjadi sumber besar devisa negara.
Dia mencontohkan, di Kalimantan timur saja, Nilai ekspor produk perikanan pada 2021 lalu mampu mencapai USD 72 juta atau lebih dari Rp 1 triliun. Di Kalimantan utara, ekspor perdana rumput laut sebanyak 52,4 ton.
"Negara kita ini negara maritim. Daratannya subur dilintasi garis khatulistiwa, lautnya bergaris pantai panjang karena kepulauan yang menyimpan kekayaan laut luar biasa. Dengan banyaknya komoditas impor di sektor perikanan dan pertanian, menunjukkan pengelolaan sumber daya alam kita sangat tidak optimal,” ujar Akmal.
Lebih lanjut, Akmal mengatakan mulai terlihatnya ekspor yang cukup signifikan pada sektor perikanan ke beberapa negara, mesti menjadi perhatian bahwa di masa yang akan datang, pemerintah mesti serius untuk memperkuat industri perikanan dan peningkatan kesejahteraan nelayan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari