jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah agar produksi gula 2022 dapat mencapai target. Pencapaian target tersebut dapat menekan importasi gula.
Hal itu disampaikan Andi Akmal, Kamis (19/5) berkenaan dengan memasuki musim giling tebu untuk memproduksi gula oleh berbagai pabrik gula di tanah air pada tahun 2022 ini.
BACA JUGA: Begini Caranya Mengurangi Ketergantungan Impor Gula Pasir
Akmal mengatakan kondisi perekonomian di berbagai negara yang mengalami kegoncangan membuat tidak kondusifnya situasi perekonomian global. Hal ini memaksa setiap negara dapat memenuhi kebutuhan pangannya dari produksi dalam negeri.
Akmal mengingatkan pemerintah pada tahun 2022, pemerintah mengalokasikan importasi kepada perusahaan negara bidang pergulaan sebesar 250 ribu ton dengan rincian 150 ribu ton gula kristal putih (GKP) serta 100 ribu ton raw sugar.
BACA JUGA: Komisi VII DPR Soroti Ketergantungan Industri Dalam Negeri Terhadap Impor Bahan Baku
Sedangkan pada awal Februari 2022, holding pabrik gula milik BUMN, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) mengimpor sebanyak 25 ribu ton gula mentah (raw sugar).
“Saya harap musim giling di berbagai pabrik gula yang mulai di bulan Mei ini dapat meningkatkan cadangan gula nasional secara signifikan sehingga di kemudian hari dapat menekan angka importasi,” ujar Akmal.
BACA JUGA: Andi Akmal: Sektor Pertanian Akan Cepat Maju jika Importasi Produk Pangan Dibatasi
Politikus PKS ini mengatakan industri pergulaan nasional akan lebih kompetitif bila pemerintah memberikan dukungan penuh pada proses produksi gula baik untuk keperluan industri maupun konsumsi rumah tangga.
Situasi pemenuhan bahan baku gandum pada produksi makanan minuman yang akan sulit di kemudian hari akibat larangan ekspor gandum oleh India, jangan sampai gula sebagai komponen produksi makanan minuman dalam kemasan juga sulit.
Akmal mengaku dirinya membaca pemberitaan di beberapa surat kabar bahwa PTPN X menargetkan menggiling tebu sejumlah 4,25 juta ton dengan total produksi gula 340.250 ton.
PTPN VII Cinta Manis, menargetkan produksi gula kristal sebesar 112 ribu ton gula kristal. Belum lagi pabrik-pabrik gula lain yang tersebar di Indonesia.
“Semestinya semua target-target ini bila tercapai akan berdampak positif pada cadangan gula nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri baik industri maupun konsumsi,” kata Akmal.
Legislator Asal Sulawesi Selatan II ini mengatakan pada masa yang akan datang, pemerintah mesti juga dapat memberikan kontribusinya pada pengawasan penyerapan gula.
Upaya untuk meningkatkan luas tanam di pulau Jawa agar menghindari kondisi pabrik yang idle capacity mesti dipikirkan bersama. Hal ini dikarenakan lahan tebu di Pulau Jawa yang sangat subur masih dapat ditambah, namun sangat terbatas dan tidak bisa dalam satu hamparan yang luas.
Akmal berharap di musim giling tebu ini, jangan sampai kejadian pada TBS pada komoditas minyak goreng yang harganya jatuh membuat petani menderita.
Dia juga berharap harga tebu di tingkat petani sesuai dengan harapan petani tebu sehingga semangat untuk menanam tebu pada masa tanam berikutnya dapat bertahan.
“Dengan demikian, keberlanjutan produksi gula nasional dapat ditingkatkan terus-menerus,” kata Andi Akmal Pasluddin.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari