Begini Caranya Mengurangi Ketergantungan Impor Gula Pasir

Sabtu, 19 Maret 2022 – 11:26 WIB
Acara MSPP Kurangi Ketergantungan Impor Gula, Jumat (18/3). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mendorong konsumsi gula merah untuk mengurangi ketergantungan gula pasir.

"Saya mengajak saudara-saudaraku semua sekarang diversifikasi gula putih ke gula aren. Gula merah kita bisa produksi sebanyak-banyaknya," kata Dedi pada MSPP Kurangi Ketergantungan Impor Gula, Jumat (18/3).

BACA JUGA: Perajin Gula Merah Tak Naikkan Harga

Dia mengatakan potensi pengembangan gula dalam negeri ini luar biasa. Hal ini ditandai dengan Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar di zaman kolonial.

"Kita merupakan negara kepulauan. Kita adalah negara yang garis pantainya terpanjang di dunia karena pulaunya kurang lebih dari 17 ribu. Artinya, kelapa tumbuh di mana-mana dan itu merupakan sumber gula kita," jelas Dedi.

BACA JUGA: Begal Diberondong Tembakan Polisi, Kapolres Lakukan Investigasi

Bukan hanya itu, lanjut Dedi, Indonesia juga mempunyai tanaman enau (aren) yang tumbuh sendiri tanpa ditanam di dataran tinggi. Tanaman ini juga bisa dimanfaatkan menjadi gula aren.

"Jadi, bagaiman caranya mengatasi impor? Ya, tanam. Tanam itu tebu. Enau tidak usah ditanam, tumbuh sendiri. Di saat yang sama bikin gula merah itu jadi olahan agar berdaya saing," ujarnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengusulkan untuk mengembangkan gula kelapa dan gula aren.

"Sebenarnya jangan terlalu banyak mengandalkan gula tebu. Jadikan peluang untuk mengembangkan gula kelapa. Pohon kelapa kita, kan, banyak tersebar," tuturnya.

Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Ardi Praptono mengatakan neraca konsumsi gula pasir mengalami defisit kurang lebih 600 ribu ton. Dari kebutuhan gula konsumsi 2,8 juta saat ini yang baru diproduksi 2,2 juta ton.

Dia meyampaikan pihaknya melakukan program percepatan swasembada gula konsumsi tahun 2023. Di antaranya, melakukan ekstensifikasi berupa penambahan areal baru sejumlah 50 ribu hektare, yang diharapkan ada peningkatan gula konsumsi sejumlah 359 ribu ton GKP.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan intensifikasi bongkar ratoon sejumlah 75 hektare dan diharapkan tiap tahunnya akan menghasilkan 178 ribu ton GKP. Demikian dengan rawat ratoon seluas 125 ribu hektare juga akan menghasilkan sejumlah 178 ribu ton GKP.

"Sehingga total hasil dari ekstensifikasi dan intensifikasi yang diperoleh 676 ribu ton GKP. Ini target yang ingin kita capai dari tahun 2020-2023," ujarnya. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler