jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bappilu Partai Demokrat (PD) Andi Arief menilai jenderal TNI aktif sebaiknya tidak dilibatkan dalam politik elektoral.
Sebab, menurutnya, hal tersebut berbeda dengan petinggi militer yang sudah purnatugas.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Didukung NasDem, Ganjarist Bereaksi
Andi Arief menyampaikan pendapatnya setelah ditetapkannya Jenderal Andika sebagai bakal Calon Presiden dari NasDem di Rakernas NasDem, Jakarta, Jumat (17/6).
"Sebaiknya jenderal aktif jangan dilibatkan dalam politik elektoral, kecuali pensiun, seperti para jenderal lain yang sudah menempuh jalan sipil," kata Andi Arief melalui layanan pesan, Sabtu (18/6).
BACA JUGA: Erick Thohir Bersaing dengan Anies dan Ganjar di Bursa Capres NasDem
Aktivis '98 itu menyebut, mengusung jenderal TNI aktif sebagai bakal capres memang tidak dilarang.
Hanya saja, Andi Arief menyayangkan ketika petinggi militer aktif diseret ke politik praktis seperti dilakukan NasDem bersama Surya Paloh.
BACA JUGA: Seusai Bacakan Nama Bakal Calon Presiden dari NasDem, Surya Paloh Bicara Soal Utang
"Bolehkan Pak Andika dipinang menjadi calon capres? Pasti boleh. Namun, menggodanya berpolitik di saat menjadi Panglima TNI, saya tak mengerti maksud Pak Surya Paloh," ungkap Andi Arief.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengumumkan rekomendasi tiga bakal calon presiden atau Capres 2024 yang akan diusung parpolnya di Pilpres mendatang.
Tiga nama itu merupakan hasil rekomendasi Rakernas NasDem yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, 15-17 Juni.
"Penetapan nama bakal calon presiden pada Pemilu 2024, yang akan diusung pertama Anies Baswedan," kata Surya Paloh saat penutupan Rakernas NasDem di JCC, Jumat (17/6).
Selain itu, nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berada di urutan kedua dalam daftar bakal capres yang diusulkan 34 DPW NasDem.
"Kedua Muhammad Andika Perkasa dan ketiga Ganjar Pranowo," tambahnya. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Aristo Setiawan