Andi Mallarangeng Kritik PSSI

Karena Tak Kirimkan Pemain Terbaik

Jumat, 02 Maret 2012 – 09:16 WIB

JAKARTA-Kekalahan memalukan timnas 0-10 dalam ajang Kualifikasi Pra Piala Dunia 2014 melawan Bahrain sangat disesalkan oleh pemerintah.  Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng menilai hasil buruk itu berakar dari konflik di tubuh PSSI yang tak berkesudahan.

"Ini hasilnya kalau pengurus ribut terus, seharusnya semua mendahulukan kepentingan sepak bola Nasional," katanya saat berada di kompleks Istana Kepresidenan, kemarin (1/3).

Andi menilai kualitas timnas yang menurun drastis dibanding laga-laga sebelumnya disebabkan sikap egoisme dari PSSI yang membuat kompetisi menjadi terbelah. Akibatnya, pemain-pemain yang bermain di liga yang dianggap illegal oleh PSSI tak boleh diturunkan.

Ya, pernyataan mantan juru bicara kepresidenan tersebut memang cukup beralasan. Semenjak PSSI memutuskan hanya memanggil pemain yang tampil di Indonesia Premier League (IPL), dan melarang pemian Indonesia  Super League (ISL)memperkuat timnas, pesimisme pun muncul.

Itu karena pemain-pemain berpengalaman yang secara kualitas layak masuk timnas tidak disertakan. Timnas malah diisi pemain-pemain minim pengalaman. Padahal, laga yang dijalani oleh Indonesia adalah laga sekelas kualifikasi pra Piala Dunia, menghadapi tim tuan rumah yang butuh kemenangan besar.

"Ini karena Indonesia tidak diperkuat tim terbaik. Ada pihak yang tidak mendahulukan kepentingan sepak bola Nasional. Untuk itu harus segera ada rekonsiliasi," tuturnya.
Karena itu, dari kekalahan ini Andi berharap menjadi pemantik yang harusnya bisa membuka mata pihak-pihak yang berkonflik di dalam PSSI agar tidak mengorbankan sepak bola Nasional.

"Semoga semua pihak terbuka mata dan hatinya setelah melihat hasil tadi malam (Rabu (29/2) malam, red)," tegasnya.

Harapan Andi ini bukan tak berdasar. Sebab, langkah PSSI melarang pemain ISL untuk memperkuat timnas ternyata bukanlah aturan ketat dari FIFA. Itu bisa dilihat dari masih diperbolehkannya Mohd Safee Sali, pemain timnas Malaysia memprkuat timnasnya meski dia bermain untuk klub ISL, Pelita Jaya.

Sayang, harapan pemerintah ini tidak sejalan dengan pemikiran PSSI. Induk olahraga sepak bola tanah air itu menilai kekalahan bukan karena kualitas permainan yang jauh, tapi karena keberpihakan wasit yang berat sebelah. "Ini permainan gila. Kasihan anak-anak dikorbankan oleh wasit ," kata koordinator timnas Bob Hippy melalui pesan singkat dari Bahrain.

Sayangnya, tidak ada komentar sedikitpun mengenai pernyataan Menpora. Ketua umum PSSI Djohar Arifin yang dihubungi ponselnya pun tidak aktif.

Rekor kekalahan terbesar ini sejatinya patut dipertanyakan lebih jauh. Bukan hanya dari sisi permainan dimana Indonesia masih kalah jauh dibanding Bahrain, tapi juga adanya indikasi permainan antara dua tim karena memang Indonesia seperti lesu darah di atas lapangan.

Mantan pemain timnas Hamka Hamzah pun mengaku cukup kecewa dengan hasil yang ditorehkan oleh timnas merah putih di Bahrain. Dia menyebut bahwa kekalahan ini dikarenakan PSSi telah menutup mata dan enggan memaksimalkan talenta yang dimiliki oleh Indonesia.

"Masyarakat pasti bisa menilai. Mereka pasti tahu bagaimana PSSI tak mau memanfaatkan pemain terbaik negeri ini," tandasnya usai laga Persija kontra Mitra Kutai, kemarin. (aam/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hat-trick Internasional Pertama Messi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler