jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid merasa aneh adanya beberapa pihak yang menolak initial public offering (IPO) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Padahal, dengan menjadi perusahaan terbuka, PGE akan memiliki tata kelola lebih baik. PGE juga akan menjadi lebih transparan sehingga publik bisa mengawasi.
BACA JUGA: Pertamina Geothermal Energy Menjadi Garda Terdepan Pencapaian Bauran Energi EBT
“Kalau tata kelola lebih baik, lebih transparan, lebih akuntabel, tentu kinerja akan meningkat dan lebih efisien. Tetapi nyatanya ada beberapa pihak yang justru ketakutan jika PGE lebih transparan dan lebih efisien. Aneh kan? Punya kepentingan apa mereka? tanya Nusron.
Sebab, dengan PGE menjadi perusahaan terbuka, sebenarnya bisa mencegah penyalahgunaan.
BACA JUGA: Tekan Angka Stunting, Pupuk Kaltim Gelar Rembug Tingkat Kelurahan
Karena dengan laporan keuangan yang terbuka tersebut, publik bisa membaca dan menganalisis. Dengan demikian, jika terdapat indikasi kecurangan atau penyelewengan, tentu dengan mudah ditemukan.
“Sekarang ada segelintir orang yang tidak ingin IPO PGE dan tidak ingin adanya keterbukaan. Orang-orang seperti ini kan patut dicurigai,” tutur dia.
BACA JUGA: Ganjar Pancing Investor Lewat Keris Jateng
Tak hanya itu. Isu privatisasi yang diembuskan, juga sangat tidak masuk akal. Apalagi, membandingkan dengan Indosat.
“Perbandingan itu kan tidak relevan, gak aple to aple. Indosat berganti kepemilikan karena jumlah saham yang dilepas lebih dari 50 persen. Sedangkan PGE, sangat sedikit, hanya 25 persen. Apanya yang ganti kepemilikan? Janganlah membodohi publik,” jelas Nusron.
Dalam konteks inilah Nusron meminta masyarakat tetap tenang. Tidak terpengaruh isu menyesatkan tersebut.
Terlebih, jelasnya, Komisi VI akan terus mengawasi IPO PGE. Termasuk di antaranya, mengenai jumlah saham yang dilepas kepada publik.
“Berdasarkan pengawasan kami di Komisi VI, tidak ada proses pergantian kepemilikan kepada pihak swasta atau asing. IPO ini mekanisme yang lazim. Dan banyak perusahaan semakin berkembang setelah menjadi perusahaan terbuka. Penyebab itu tadi, karena mereka harus lebih transparan,” ucap Nusron.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada